MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Jumat, 11 Oktober 2013

CATATAN MATI


pernah aku alami
demi apa yang aku sanggupi
berkorban perasaan sampai hati
tapi itu tak akan pernah berarti
lalu aku tuliskan saja disini
pernah aku iri
kau memberi seakan tanpa pamrih
ternyata bukan sodaqoh sirri
hitung-hitung naikkan nyali demi gengsi cari simpati
dari jauh tanpa mata hati
masih terlihat di dinding memory
rumah Tuhan megah berdiri
walaupun sepanjang zaman
tak akan pernah suci
lantaran itu berpondasi korupsi
begitulah caramu yang aku mengerti
sebagai pelajaran yang tak perlu untuk aku mengerti

Kamis, 03 Oktober 2013

CUKUP RASAKAN BETAPA TAK BERHARGANYA KEPALSUAN



Bersabarlah, meskipun orang-orang pintar yang berharta
Tak punya mata untuk memandangmu sebagai manusia
Semoga Allah menganugrahkan bagi kita jalan hidayah
Yang bukan kebahagiaan semata di alam dunia
Bolehlah tinggi jabatan sampai menempel di dinding istana lagit
Namun tanpa kewibaan dan kemulyaan,
Kehormatan hanya melintas bagai bayangan
Mungkin tak lebih mahal dari harga pelangi datang mempoles alam
Tak bisa menyisakan apapun selain bayang-bayang ingatan
Oleh sebab itu pikirkanlah bahwa kepalsuan sama dengan kenistaan
Jika beranimu karena jabatan, tanggungjawabmu masih tak bertuhan
Kemungkinan hanya bertuan untuk barter pondasi dalam kepentingan

Jumat, 20 September 2013

POTRET BIROKRASI

Hidup mewah pejabat Negara
Kemudian tempat  pulang kepenjara
Itulah potret nyata penguasa
Banyak harta megah tahta
Lalu rakus mempersunting wanita
Hari ini tak usah ngomong prestasi
Karena tikus berdasi
Hanya gede gengsi
Modernnisasi melahirkan krisis santri jadi kyai
Sehingga cendikiawan rajin korupsi
Jadi tak heran kalau bupati banyak istri
Lantaran jabatan jadi kendaraan birahi
Percuma hari ini bicara profesi

 

Senin, 17 Desember 2012

DI BUMI INI SURGAPUN BISA TERBELI

Apakah kau...
Biji tumbuhan yang tumpah ke bumi
Jadi manusia
Menjalar bebas di ladang basah
Tak kenal musim, tak kenal masa
Setiap detik sibuk mengembalakan logika
Lalu menghilangkan simbol dosa demi harta
Bahkan,
Kau bangun pembodohan demi tahta
Semut-semut yang berbaris di pinggiran kota tertawa
Melihat rumah Tuhan yang begitu megah
Namun enggan Malaikat singgah
Lantaran manusia berwibawa
Menggadaikan keharuman aroma surga
Lalu kamipun mengerti
Demi simpati kebenaran harga mati
Demi gengsi religipun bisa terbeli
Namun perlu kau sadari
Tuhan takkan pernah bisa dibodohi

Rabu, 21 November 2012

PESAN DARI PERANTAUAN

Tambahkan teks

Ibu...
hari ini aku tak punya peluru
hanya kerikil berbatu yang bisa dilemparkan ke langit nan jauh
lalu mendung datang kirimkan gerimis rasa psimis berkepanjangan
diantara doa permohonan dan pertanyaan yang tanpa jawaban
ibu...
ingin rasanya menangis dalam gendonganmu
untuk mengulangi kenakalan yang tanpa penyesalan
namun dosa-dosa telah teramat tinggi menjulang langit tersusun disini
sementara keangkuhan ini masih tak kuasa bertuan meskipun sering kandas bertuhan
ibu..
dimanakah kasih sayang yang lebih lezat dari air susumu
dimanakah cinta kasih yang lebih mulia dari tulus cintamu
tak aku dapatkan keindahan seperti caramu mengasihiku
hingga kasihmu menjadikanku manusia berwujud jiwaku
ibu..
semoga doamu masih kuasa mengantarkan anakmu
menjadi manusia seperti yang selalu engkau pinta dalam setiap sujudmu
anakmu dalam jauh ratapanmu masih ingin melihat senyummu


KIDUNG DI ANTARA TARIAN EMBUN PAGI

Pada pintu pagi
Aku mengetuk jendela langit
Yang masih bergerimis bintik bintik embun
Dingin sesunyi jiwaku yang hampa
Untuk menggapai segala asa
Di jalanan asap tak bersuara seakan menyapa
Kemanakah engkau akan melangkah
Sementara matahari masih malu
Mencahayai bumi tanah pertiwi ini
Namun gelora hasrat terus berlari
Sekencang roda berputar
Mengiringi jalanan waktu
Bisik bisik kesunyian yang bisu
Mengajakku menyemai rasa rindu
Ingin sekali lagi, aku merayumu
Meskipun itu takkan lebih berarti lagi
Ketimbang lamunanku
Yang lebih murah dari mimpi