Pada pintu pagi
Aku mengetuk jendela langit
Yang masih bergerimis bintik bintik embun
Dingin sesunyi jiwaku yang hampa
Untuk menggapai segala asa
Di jalanan asap tak bersuara seakan menyapa
Kemanakah engkau akan melangkah
Sementara matahari masih malu
Mencahayai bumi tanah pertiwi ini
Namun gelora hasrat terus berlari
Sekencang roda berputar
Mengiringi jalanan waktu
Bisik bisik kesunyian yang bisu
Mengajakku menyemai rasa rindu
Ingin sekali lagi, aku merayumu
Meskipun itu takkan lebih berarti lagi
Ketimbang lamunanku
Yang lebih murah dari mimpi
Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Rabu, 21 November 2012
KIDUNG DI ANTARA TARIAN EMBUN PAGI
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar