Jalan-jalan kita telah sempit diantara serakahnya penguasa dan marginalnya logika dibalik ambisinya raksasa diantara manusia yang semakin menghilangkan citra bangsa. Derita dan duka diatas bencana alam semesta seakan tak sampai di mata mereka, seluruh indra mereka bagai berlapis baja seolah-olah robot menjelma manusia. Bagai tak pantas rasanya mendikti semuanya, diantara yang ideal perut gendut bagai nuklir yang berisi racun materi saja. Hari ini terjadi lagi atas nama penentangan keadilan di tanah negeri. Lucu rasanya menyaksikan semuanya ini, lebih lucu dari Tommy and Jerry. Kucing makan tikus mungkin itu lumrah, tapi tikus makan kucing ini penyimpangan yang tak ada rumusnya di dunia. Masih berapa lama lagi bangsa ini terus rela diperkosa oleh kejantanan harta yang tak beretika....?
Diam hari ini mungkin bukan solusi yang terbaik, mencaci juga bukan penyelesaian yang terindah. Tapi bangsa ini punya cara yang istimewa keadilan dan pengadilan itu adalah impian seluruh jiwa penduduk bangsa. Ramai didialogkan, bizing diperbincangkan, argumen berserakan bagai gelombang, tapi mengapa HUKUM keadilan masih bungkam. Inikah toleran yang kita inginkan, kami pikir tidak demikian, karena alam semesta ini diciptakan berdasarkan hukum keseimbangan. Kembalikan, cepat kembalikan jika bangsa ini tidak menganut hukum kekuasaan dan hukum kekayaan. Apapun namanya yang demikian adalah penjajahan. Lagian perlu kita biasakan bangsa ini tidak perlu menanggung rasa malu berkepanjangan. Naïf dong ditonton bangsa lain, bangsa yang besar sementara rakyatnya hanya bisa bangga menyaksikan nisan pahlawan.
Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Sabtu, 13 November 2010
PENJAJAHAN DIBALIK KEMERDEKAAN
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar