MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Sabtu, 02 Mei 2020

KEINDAHAN NISBI


dalam musim
mungkin kemarau
dalam ombak mungkin badai
ditengah samudra mungkin gelombang
pasang surut itu adalah hukum lautan
disini...
ada legenda pejuang dibalik kematian
berani mati melawan takdir kehidupan
dibalik cinta bicara hadirkan bayang keindahan
surga diatas alam mungkin hanya impian
mengapa engkau lahir cantik ditengah pertaruhan
tak sadarkah usiamu takkan sanggup melawan kincir zaman
akan terbekam dalam gubuk kematian
percuma...
diantara cacat mata terpesona
engkau memilih kenikmatan dibalik lampu temaram
kesempurnaanmu hancur diantara nominal

Rabu, 01 April 2020

KETIKA BAHASA HANYA SEBUAH PENGHANTAR KONDUKTOR

untuk para pembaca bacalah
mengapa mereka menjadi tak berdaya
untuk para pemikir pikirkanlah
mengapa mereka cenderung serakah
apa memang sejarah kita tak cukup usia 
ataukah memang sudah tak bisa belajar bijaksana
yang berpengetahuan membodohi yang awam
yang berpengetahuan hanya pintar cari uang

CORONA COVID-19


Corona
Dari manakah engkau datang ke bumi
Hingga mampu melahirkan kecemasan,
ketakutan seluruh penduduk alam semesta
Seakan lebih menakutkan dari hari kiamat
yang pasti kelak akan tiba
Seakan lebih menakutkan dari kematian
yang akan dialami setiap makhluk Tuhan diatas alam
Corona
Makhluk apakah yang sebenarnya?
Tak menjelma iblis, jin, setan dan raksasa dari alam berbeda
Namun mampu melumpuhkan dunia
Berjuta negeri menyatakan diri menutup kotanya
menjadi setengah mati dari seluruh aktifitas sehari- hari
Monorehkan sejarah Rumah Tuhan (Bitullah) konon dilarang dikunjungi
Ibarat musibah banjir yang pernah menenggelamkannya
Corona
Atas nama murka Tuhankah CORONA menjelma kealam dunia?
Atau mungkin adzab Tuhan sebagai peringatan zaman
Tak kasat mata namun mampu melahirkan ketakutan dan kepanikan penduduk seluruh bumi 


Rabu, 12 Februari 2020

SURAT YANG TAK SAMPAI PADA TUAN AKU KIRIMKAN PADA TUHAN

Mungkin tak seberat jenggot yang menggantung di bawah dagu
Tak semahal gantungan kunci yang terbeli dari kenangan yang mati
Mungkin saja dompet malaikat itu tak muat untuk terselip kartu namaku
Maafkan aku, kalimatku tak bisa diam seperti mulut yang bisu
Menyaksikan api membakar kertas sketsa wajah yang cemas, aku merasa sedih dan letih
Ada kekejaman yang tak adil dalam kelas kekerabatan dan kesempatan
Tuhan...mengapa kami harus menjadi saksi atas warisan yang seperti ini?
Tuhan...semoga Engkau selalu menggenggam nadi-nadi kami
Yang bergemuruh di antara detak jantung melintasi hitam pekat di lorong segumpal hati
Tuhan...jika ini takdir kami, maka hanya doa yang bisa kami persembahkan di atas sejadah suci
Di balik kami yang hanya bisa menyaksikan dan merasakan asa yang berubah ujud jadi air mata
Lantas janin-janin yang menggumpal jadi bayi di antara gizi yang matang di atas tungku api
Harus lahir menjadi anak tiri oleh kekuasaan tuan-tuan yang konon demi kebijakan


 


KISAH TANGGA SERIBU UIN MALANG

masih ingatkah dirimu
di saat malam itu kau berjalan denganku
sesekali kamu bilang jalannya pelan-pelan saja
langkah demi langkah yang tak terhitung
laksana mengantarkan kita ke tempat tanpa ruangan
Tangga seribu tempat kita bisa menikmati duduk berdua
disanalah kita saling menumpahkan cerita
dalam percakapan luka yang indah
kau sampaikan berita duka lara hidupmu untukku
tanpa aku bisa senyum menanggapi semua realita perjalananmu
dari mulutku keluar bahasa risau dan gelisah sesekali merasa tak rela
inginku bertanya kenapa engkau memilih cinta yang penuh suratan duka dan derita
tapi aku terasa tak tega melihat air matamu tumpah
terpaksa aku diam saja demi dirimu yang pernah bilang bahwa cinta itu milik kita
pada akhirnya Tuhan pilihkan kau jadi ibu dari putriku tercinta saat ini
begitulah history masa lalu
menuai luka dan derita yang tak selamanya pedih menjadi luka
sekalipun hari ini kita belum tertuai dalam bahagia



WASIAT DARI TANAH MADU DAN DARA


jangan tanya lagi kenapa...
warga kami merantau ke seluruh nusantara
konon...
geografis tanah Madura panas dan gersang
demikian menempa watak kami riang dan usang

jangan tanya lagi kenapa...
di tanah Madura darah tertumpah
apabila istri, agama dan harga diri
terusik untuk diracuni
itulah bukti warga kami yang berbudaya
itulah bukti warga kami yang ber-etika
sebagai bukti nilai peradaban tidaklah maya

Maduraku tercinta
akan aku genggam erat
semboyan filosofismu di dada
sebagai tanda
aku dibesarkan potensi Madu dan Darah
ini semangat
warisan dari tanah ibu di pulau sana
sehingga kami hadir di halaman ini
bukan untuk siapa siapa
bukan pula demi semata tanah Madura

selangkah dari tanah ibu
kami bawa rasa madu
sekalimat dari semboyan Madura
kami ingin jadikan budaya indah

jangan pernah bilang...
warga kami pencetus kekerasan budaya
warga kami pemberontak nilai etika
warga kami zionis bangsa bangsa
sebab bangsa kami bukan penjajah

maafkan warga Madura
jika terpaksa kasar laksana singa
itulah watak warga kami yang nyata
tak suka memendam perasaan malu dan rasa terhina
kala ditindas dan disakiti

biarlah kami persaksikan
sebagai manusia hitam putih
yang berlabel putih tulang dari pada putih mata
dan lebih baik berdarah
dari pada tak pernah dihargai sebagai manusia

Malang, 20-06-2007