MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Senin, 16 November 2009

BILA WAKTUNYA NANTI

runyam

resah

risau

runtuh

remuk

akan ku sulam kulit-kulitku ini dengan tenunan kata
agar suatu hari nanti kala aku telah singgah dari sini ada yang tersisa

karena mungkin bagimu aku takkan lebih dari sebuah meonumen candi yang mati
yang hanya pantas diratapi tanpa dianggap bisa berarti

bila waktunya nanti
pasir-pasir itu mampu menjadi kerikil
akan aku tunjukkan padamu tentang sebongkah karang
yang mungkin itu akan terjadi dalam sebatang tubuhku ini
yang telah mulai lahir menjadi sampan perasaan
sehingga aku sampai dihadapan kalian sebagai hamba lemah jauh dari kesempurnaan


disinilah aku akan memulai membajak hati
untuk aku tashih tentang risalah diri
bahwa aku manusia yang hanya kuasa ambisi menghaturkan segalanya yang pernah dialamai kepada sang Ilahi Robbi

MAlang, 16-11-09

Minggu, 15 November 2009

KERRONG TA' MARE-MARE

FIKSI YANG DATANG DARI PERASAAN HATI 
Rassa nangis edalem ate 
Sabban are odhi' aromasa aghanthong pate 
Amarga mekkere thika se ta' endha' ngarte 
Odhi' jau dari bula ta' etangale sabban are 
Ekathedungan bula arassa amempe 
Tika abali dhaddi tambana ate 
Tape enalekana sokmana bula abali 
Cuma banthal guling se dhaddi gantena seppe 
Tadha' laen sabban are-are 
Cuma thika se-epekkere 
Odhi' taresna aganthong rassana ate 
Daddhi kerrong tak mare-mare 
Tape bula ta' cube' pamuji 
Moga'a thika sadar e-budi are 
Ja' bule neko ngantos thika sampe' mole abali 
Esabelunna bula dapa' ka baktona mate 

Malang, 15-11-09

Jumat, 13 November 2009

TEMBANG DI MUSIM KEMARAU


bila saatnya nanti
mungkin ketika aku telah selesai membangun istana cinta dengan kata-kata
ku harap bukan engkau yang datang untuk membaca sebait puisiku yang pernah ku tuliskan karena rindu
karena kalimat-kalimat itu tak ku rangkai dengan pikirku, takku sulam dalam lamunanku tak bisa ku eja dengan bibirku bahkan terasa takku tenun dengan usang jari-jariku
bait-bait itu bagai tumpah dari larva hatiku meski tak seorangpun pernah mengerti tentang semua itu
kejadian massal itu, bagai telah memenggal tunas asaku menjadikanku laksana menjadi batu
sementara dirimu terus berlari menjauh membawa bintang kecil yang kau petik dari lentera kembang jantung dadaku
kegelapanlah aku menelusuri lorong-lorong waktu sehingga yang dapat aku daki hanya bata-bata setapak jalan kata yang membata
masya-Allah aku terasa terluka jantung bagai berdarah laksana tertusuk belati cinta
maka cukup sampai disini saja, karena aku masih kasihan pada jasadku yang ku rasa masih terlalu muda



Malang, 13-11-09

Rabu, 11 November 2009

SEBAIT DOA UNTUK PAHLAWAN


ingin sejenak aku meratap
terhadap mereka yang telah meninggalkan warisan kesejahteraan
agar aku mengerti bahwa mereka tidak hanya berkeringat peluh
akan tetapi sesekali berkeringat darah mempertaruhkan jiwa raga
tak ada kata lelah, tak ada kata bosan
air mata dan keringat mengalir demi mempertaruhkan kehormatan
sehingga yang mereka wariskan sampai hari ini hanya dengan kata lawan
merekalah yang mengajari kita tidak suka ditindas
merekalah yang mewarisi kita tidak mau dilibas
sehingga sampai hari ini tanah pertiwi ini
menjadi milik kita sebagai penduduk pribumi
pahlawan .........
bila tak ada yang bisa kami perbuat untuk meneruskan semangat sepiritmu berjuang
izinkan kami menyebut namamu dalam dzikir agar menjadi permohonanku kepada Tuhan
agar suatu hari nanti kami bisa merasakan nikmatnya berjuang
menjadi pahlawan yang rindu reboisasi kebebasan

Minggu, 08 November 2009

SURAT BUAT PARA CENDIKIAWAN DI PANGGUNG JABATAN





ada apa dengan bangsaku ini sahabat
kok pejabat terus memperbudak rakyat
apakah telah salah kita membina kecerdasan
sehingga hukum itu hanya bisa dijadikan permainan
ataukah pejabat-pejabat itu telah tak kenal perdamaian
sehingga rakyat kecil dibuat kucing-kucingan
kami sadar hanya kuasa membela dan melawan
karena kami mengerti dalam keadaan salahpun mereka mengatas namakan lembaga kepolisian
kenapakah mereka menjadi ambisi mencari kemenangan
mungkinkah karena mereka punya kesanggupan mengabdi hanya karena demi kepentingan
sungguh memalukan
bila istana agung pengadilan hanya bisa dijadikan panggung perdebatan
mengapa demikian
mungkin singkat jawabannya karena preman-preman itu telah menjadi tikus kantoran
sehingga bukan sikap santun yang mereka tawarkan
tapi wajah ambisi dan kedengkian yang terus mereka umbarkan
sehingga bukan sikap bermoral yang mereka kedepankan
tapi sikap arogan yang penuh dendam yang bisa mereka janjikan
kami disini terus mempertanyakan seakan tak percaya dan segan
kenapa insan cendikiawan di negeri kita ini seakan beringas berwatak kekerasan
sehingga undang-undang yang telah dibakukan seakan telah digantikan kekuatan nilai uang dan perkataan
sehingga suara-suara pembunuhan dan penculikan terasa semakin ngeri dan menakutkan
mungkin secara tak sadar kita dipaksa kembali ke zaman penjajahan yang lebih kejam
dimanakah nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang telah diwariskan oleh para pejuang
oleh karena itu kami bersumpah demi bangsa tercinta kami tak akan tinggal diam demi tegaknya keadilan
sampai kapanpun kami akan melawan meski hanya dengan kata yang sebenarnya takkan pernah engkau dengarkan
tapi ingatlah sekali lagi kami tak akan hanya diam dan terus hanya bisa menonton
dari kami penghayal masa depan dalam perdamaian


Malang, 8-11-2009

PERSEMBAHAN BUAT CELURIT EMAS

wasiat Umar menggores tulang
titipkan pesan keadilan selurus pedang
beralih daerah berganti zaman
madura menempa clurit modern
cakrawala langit turunkan ilham
terlahir clurit emas di tanah garam
di setiap berpijak tinggalkan goresan
pada hati-hati yang gersang
pada jiwa-jiwa yang kerontang
di setiap singgah tanamkan kebijakan
di atas ubun-ubun tanpa pijakan
tanamkan indahnya moral budaya zaman
disini hanya ingin kami ucapkan terima kasih
dan hanya ingin sampaikan wasiatnya yang suci
karena kami yakin takkan mungkin mampu membalas jasanya
yang telah membawa harum nama sumekar
berpijak dari tanah batang-batang
clurit emas berteriak ke seluruh halaman nasional
sebagai lambang tiang bendera hati
clurit emas sebagai intan berlian
akan aku jadikan senjata nurani menebas kejahilan
di tangan akan aku genggam erat senjata warisan
hari ini kami pun bisa teriakkan kebanggaan
karena celurit emasmu telah wariskan pemikiran
menggores di kalbuku yang dalam
memaksaku belajar menata perasaan
izinkan kami sematkan
untuk kami jadikan perisai penganiayaan
di lidah akan kami asah setajam pedang
untuk kami tunjukkan celurit punya peradaban



Malang, 22, 06, 07