
sampai detik ini langit tepat diatas kepalaku tampak mendung seraya menggambarkan runyam dalam galau segala firasatku yang tak menentu dan aku serasa semakin tak tahu mengapa hidupku terjerat keadaan yang tak bisa aku mengerti kenapa semua ini mesti aku alami.
tapi biarkanlah ku hamparkan tubuhku yang memang tak berharga ini pada kedinginan yang mengajakku pada keadaan lebur membaur dalam segala derita sehingga kabutpun memerkosa segala yang aku rasakan di antara cinta, luka tersiksa bahkan antara ada dan tiada.
Batu, Payung, 13-12-2009/00:15