masih berapa lama lagi
kebodohan ini harus dialami
dan di rasakan disini
apakah masih sejauh daya kodrat mata
yang memandang langit bagai tanpa jendela
masihkah sejauh hamparan bumi
yang mesti takkan sanggup tuk arungi dengan langkah kaki
lalu apa pantas untuk di sesali
bila hanya demi mengeluh tak berarti
sedangkan kebijakan ilusi bersuara lirih
bahwa dalam setiap niat yang suci akan tertolong oleh kuasa Ilahi
sebenarnya kehendak siapa
bila dalam setiap jiwa bernasib tak sama
bagai kerikil diantara bebatuan
bagai sawah di antara gunung gunung dan pegunungan
bagai anak sungai di antara muara muara pantai lautan
sementara asaku tersapu dan hanyut ditengah badai dan gelombang
maka biarkanlah apa yang mesti terjadi, terjadilah
mungkin itulah sebuah pentas suratan
hingga tak lelah rasanya membuat catatan
meski mungkin hanya menjadi surat pendek pada zaman yang akan datang
Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Kamis, 17 Juni 2010
PENTAS BAYANGAN

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar