indraku mengenal aura cantikmu
dibalik kelopak jilbab mawar wajahmu
tersungging cahaya berseri
terselib merona di bibirmu
ingin sekali lagi aku merayumu
mambawa lari cinta yang kandas di masa lalu
Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Sabtu, 02 Mei 2020
DIMANAKAH JALAN MENUJU HATIMU
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
JEMBATAN KATA MEMBINKAI SAHABAT LINTAS NEGARA
Tanpa rupa
tanpa suara
engkau menjelma sebagai saudara
Kalimat kata dan bahasa
mengajak kita bercakap indah
Tak perduli jarak kita terpisah benua dan samudra
tanpa suara
engkau menjelma sebagai saudara
Kalimat kata dan bahasa
mengajak kita bercakap indah
Tak perduli jarak kita terpisah benua dan samudra
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
KEINDAHAN NISBI
dalam musim
mungkin kemarau
dalam ombak mungkin badai
ditengah samudra mungkin gelombang
pasang surut itu adalah hukum lautan
disini...
ada legenda pejuang dibalik kematian
berani mati melawan takdir kehidupan
dibalik cinta bicara hadirkan bayang keindahan
surga diatas alam mungkin hanya impian
mengapa engkau lahir cantik ditengah pertaruhan
tak sadarkah usiamu takkan sanggup melawan kincir zaman
akan terbekam dalam gubuk kematian
percuma...
diantara cacat mata terpesona
engkau memilih kenikmatan dibalik lampu temaram
kesempurnaanmu hancur diantara nominal
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Rabu, 01 April 2020
KETIKA BAHASA HANYA SEBUAH PENGHANTAR KONDUKTOR
untuk para pembaca bacalah
mengapa mereka menjadi tak berdaya
untuk para pemikir pikirkanlah
mengapa mereka cenderung serakah
apa memang sejarah kita tak cukup usia
ataukah memang sudah tak bisa belajar bijaksana
yang berpengetahuan membodohi yang awam
yang berpengetahuan hanya pintar cari uang
mengapa mereka menjadi tak berdaya
untuk para pemikir pikirkanlah
mengapa mereka cenderung serakah
apa memang sejarah kita tak cukup usia
ataukah memang sudah tak bisa belajar bijaksana
yang berpengetahuan membodohi yang awam
yang berpengetahuan hanya pintar cari uang
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
CORONA COVID-19
Corona
Dari manakah
engkau datang ke bumi
Hingga mampu
melahirkan kecemasan,
ketakutan seluruh
penduduk alam semesta
Seakan lebih
menakutkan dari hari kiamat
yang pasti
kelak akan tiba
Seakan lebih
menakutkan dari kematian
yang akan
dialami setiap makhluk Tuhan diatas alam
Corona
Makhluk apakah
yang sebenarnya?
Tak menjelma
iblis, jin, setan dan raksasa dari alam berbeda
Namun mampu
melumpuhkan dunia
Berjuta negeri
menyatakan diri menutup kotanya
menjadi
setengah mati dari seluruh aktifitas sehari- hari
Monorehkan
sejarah Rumah Tuhan (Bitullah) konon dilarang dikunjungi
Ibarat musibah
banjir yang pernah menenggelamkannya
Corona
Atas nama
murka Tuhankah CORONA menjelma kealam dunia?
Atau mungkin
adzab Tuhan sebagai peringatan zaman
Tak kasat mata
namun mampu melahirkan ketakutan dan kepanikan penduduk seluruh bumi
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Rabu, 12 Februari 2020
SURAT YANG TAK SAMPAI PADA TUAN AKU KIRIMKAN PADA TUHAN
Mungkin tak seberat jenggot yang menggantung di bawah dagu
Tak semahal gantungan kunci yang terbeli dari kenangan yang mati
Mungkin saja dompet malaikat itu tak muat untuk terselip kartu namaku
Maafkan aku, kalimatku tak bisa diam seperti mulut yang bisu
Menyaksikan api membakar kertas sketsa wajah yang cemas, aku merasa sedih dan letih
Ada kekejaman yang tak adil dalam kelas kekerabatan dan kesempatan
Tuhan...mengapa kami harus menjadi saksi atas warisan yang seperti ini?
Tuhan...semoga Engkau selalu menggenggam nadi-nadi kami
Yang bergemuruh di antara detak jantung melintasi hitam pekat di lorong segumpal hati
Tuhan...jika ini takdir kami, maka hanya doa yang bisa kami persembahkan di atas sejadah suci
Di balik kami yang hanya bisa menyaksikan dan merasakan asa yang berubah ujud jadi air mata
Lantas janin-janin yang menggumpal jadi bayi di antara gizi yang matang di atas tungku api
Harus lahir menjadi anak tiri oleh kekuasaan tuan-tuan yang konon demi kebijakan
Tak semahal gantungan kunci yang terbeli dari kenangan yang mati
Mungkin saja dompet malaikat itu tak muat untuk terselip kartu namaku
Maafkan aku, kalimatku tak bisa diam seperti mulut yang bisu
Menyaksikan api membakar kertas sketsa wajah yang cemas, aku merasa sedih dan letih
Ada kekejaman yang tak adil dalam kelas kekerabatan dan kesempatan
Tuhan...mengapa kami harus menjadi saksi atas warisan yang seperti ini?
Tuhan...semoga Engkau selalu menggenggam nadi-nadi kami
Yang bergemuruh di antara detak jantung melintasi hitam pekat di lorong segumpal hati
Tuhan...jika ini takdir kami, maka hanya doa yang bisa kami persembahkan di atas sejadah suci
Di balik kami yang hanya bisa menyaksikan dan merasakan asa yang berubah ujud jadi air mata
Lantas janin-janin yang menggumpal jadi bayi di antara gizi yang matang di atas tungku api
Harus lahir menjadi anak tiri oleh kekuasaan tuan-tuan yang konon demi kebijakan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Langganan:
Postingan (Atom)