Mencuat berhamburan hadir kepermukaan alam jadi tontonan dan perbincangan
Sindiran, kecaman tak ketinggalan juga banyak yang berusaha mencari perlindungan
Penyuapan, pemalsuan dan anehnya lagi perwira tak sadar terjerumus ke lembah perbudakan
Hukumpun di tangan kejaksaan bagai ember bocor tumpahkan segala persoalan yang tak kunjung bisa diselesaikan
Inilah bencana peradaban, simbol simbol penegakan moral dan keadilan menjadi tempat para mafia unjuk kebolehan dan kegagahan
Apakah sebenarnya yang salah, apabila saat ini nominal milyaran itu telah dipertuankan
Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Senin, 29 November 2010
MAFIA PENJAGAL KEADILAN

Sabtu, 13 November 2010
PENJAJAHAN DIBALIK KEMERDEKAAN
Jalan-jalan kita telah sempit diantara serakahnya penguasa dan marginalnya logika dibalik ambisinya raksasa diantara manusia yang semakin menghilangkan citra bangsa. Derita dan duka diatas bencana alam semesta seakan tak sampai di mata mereka, seluruh indra mereka bagai berlapis baja seolah-olah robot menjelma manusia. Bagai tak pantas rasanya mendikti semuanya, diantara yang ideal perut gendut bagai nuklir yang berisi racun materi saja. Hari ini terjadi lagi atas nama penentangan keadilan di tanah negeri. Lucu rasanya menyaksikan semuanya ini, lebih lucu dari Tommy and Jerry. Kucing makan tikus mungkin itu lumrah, tapi tikus makan kucing ini penyimpangan yang tak ada rumusnya di dunia. Masih berapa lama lagi bangsa ini terus rela diperkosa oleh kejantanan harta yang tak beretika....?
Diam hari ini mungkin bukan solusi yang terbaik, mencaci juga bukan penyelesaian yang terindah. Tapi bangsa ini punya cara yang istimewa keadilan dan pengadilan itu adalah impian seluruh jiwa penduduk bangsa. Ramai didialogkan, bizing diperbincangkan, argumen berserakan bagai gelombang, tapi mengapa HUKUM keadilan masih bungkam. Inikah toleran yang kita inginkan, kami pikir tidak demikian, karena alam semesta ini diciptakan berdasarkan hukum keseimbangan. Kembalikan, cepat kembalikan jika bangsa ini tidak menganut hukum kekuasaan dan hukum kekayaan. Apapun namanya yang demikian adalah penjajahan. Lagian perlu kita biasakan bangsa ini tidak perlu menanggung rasa malu berkepanjangan. Naïf dong ditonton bangsa lain, bangsa yang besar sementara rakyatnya hanya bisa bangga menyaksikan nisan pahlawan.
Diam hari ini mungkin bukan solusi yang terbaik, mencaci juga bukan penyelesaian yang terindah. Tapi bangsa ini punya cara yang istimewa keadilan dan pengadilan itu adalah impian seluruh jiwa penduduk bangsa. Ramai didialogkan, bizing diperbincangkan, argumen berserakan bagai gelombang, tapi mengapa HUKUM keadilan masih bungkam. Inikah toleran yang kita inginkan, kami pikir tidak demikian, karena alam semesta ini diciptakan berdasarkan hukum keseimbangan. Kembalikan, cepat kembalikan jika bangsa ini tidak menganut hukum kekuasaan dan hukum kekayaan. Apapun namanya yang demikian adalah penjajahan. Lagian perlu kita biasakan bangsa ini tidak perlu menanggung rasa malu berkepanjangan. Naïf dong ditonton bangsa lain, bangsa yang besar sementara rakyatnya hanya bisa bangga menyaksikan nisan pahlawan.

Selasa, 02 November 2010
BENCANA
Mungkin apa yang telah bisa kita saksikan pada setiap bencana yang dipertunjukkan alam diatas dunia
Tak lain sebagai bahasa bumi dalam menegur umat manusia sebagai khalifah alam ini
Satu pertanyaan buat kita semua mengapa bencana sedemikian subur di hadapan kita
Mungkin saja jawabannya hal itu sebanding dengan banyaknya persoalan yang tak mampu diselaikan oleh manusia yang telah dilantik sebagai khalifah di atas dunia
Allah telah menentukan dalam kitab sucinya bahwa yang telah tercipta di atas semesta ini ada manfaatnya dan mempunyai kapasitas ukuran dalam porsinya
Maka mungkin menjadi sesuatu yang wajar apapun bisa terjadi ketika keseimbangan di atas hukum alam sudah tak menjadi pertimbangan dalam hidup yang berbudi
Suatu contoh manusia bisa mengatur api untuk mengambil manfaat dari kalorinya tapi ketika api tak dijaga dengan semestinya rawan menjadi bencana dan manusia sendiri yang jadi tumbalnya
Dan hal yang terparah di abad yang berjalan selama ini banyak manusia mampu membangun komunitas sedemikian besar jumlahnya, tapi dibalik itu semua maraknya marjinalisasi semakin tak terbendung melahirkan kriminalitas terjadi di mana-mana
Konon cendikiawan bumi ini seakan telah menempati separuh bumi, tapi mengapa pengetahuan menjadi senjata yang menakutkan dan hanya bisa saling menghancurkan sesamanya
Inikah zaman dimana manusia telah menjadi robot esensi sebuah kepentingan, sehingga alam semesta ini selalu menyapa dengan label sebuah bencana
MasyaAllah mungkin semuanya adalah peringatan Tuhan agar manusia mampu kembali di jalan pertobatan yang bisa berjuang demi kesejahteraan alam
Jika memang manusia menganggap semuanya adalah ujian tentunya akan mampu ringan tangan mengulurkan bantuan
Untuk mampu mewujudkan bahwa manusia pada hakikatnya ada dalam satu ikatan persaudaraan dalam penghambaan kepada Tuhan
Tak lain sebagai bahasa bumi dalam menegur umat manusia sebagai khalifah alam ini
Satu pertanyaan buat kita semua mengapa bencana sedemikian subur di hadapan kita
Mungkin saja jawabannya hal itu sebanding dengan banyaknya persoalan yang tak mampu diselaikan oleh manusia yang telah dilantik sebagai khalifah di atas dunia
Allah telah menentukan dalam kitab sucinya bahwa yang telah tercipta di atas semesta ini ada manfaatnya dan mempunyai kapasitas ukuran dalam porsinya
Maka mungkin menjadi sesuatu yang wajar apapun bisa terjadi ketika keseimbangan di atas hukum alam sudah tak menjadi pertimbangan dalam hidup yang berbudi
Suatu contoh manusia bisa mengatur api untuk mengambil manfaat dari kalorinya tapi ketika api tak dijaga dengan semestinya rawan menjadi bencana dan manusia sendiri yang jadi tumbalnya
Dan hal yang terparah di abad yang berjalan selama ini banyak manusia mampu membangun komunitas sedemikian besar jumlahnya, tapi dibalik itu semua maraknya marjinalisasi semakin tak terbendung melahirkan kriminalitas terjadi di mana-mana
Konon cendikiawan bumi ini seakan telah menempati separuh bumi, tapi mengapa pengetahuan menjadi senjata yang menakutkan dan hanya bisa saling menghancurkan sesamanya
Inikah zaman dimana manusia telah menjadi robot esensi sebuah kepentingan, sehingga alam semesta ini selalu menyapa dengan label sebuah bencana
MasyaAllah mungkin semuanya adalah peringatan Tuhan agar manusia mampu kembali di jalan pertobatan yang bisa berjuang demi kesejahteraan alam
Jika memang manusia menganggap semuanya adalah ujian tentunya akan mampu ringan tangan mengulurkan bantuan
Untuk mampu mewujudkan bahwa manusia pada hakikatnya ada dalam satu ikatan persaudaraan dalam penghambaan kepada Tuhan

Langganan:
Postingan (Atom)