
dari jauh sekiranya kita bisa buka mata dan buka telinga
untuk mendengar suara-suara yang butuh keadilan dan kebijakan
untuk menyaksikan tontonan yang sengaja dibangkitkan oleh rezim pemerintahan
yang terus hanya sanggup gunjang-ganjing saling mencari kesempatan
pada akhirnya sanggup menyuguhkan tontonan dan pertunjukan
yang terus menyuramkan pengetahuan dan ilmuan
menghilangkan semangat pahlawan menjelma kepentingan uang demi jabatan
membiarkan rakyat bertanya butuh jawaban menjadi kebencian
jakartaku
masih pantaskah menjadi ibu kota dari pulau kecilku yang terus meronta
bila masyarakat kecil semakin hari merasa tak percaya terhadap jakarta
yang konon sebagai tempat menyelenggarakan musyawarah untuk membangun bangsa
tapi entahlah...
bila yang dapat mereka saksikan hanya potret hitam dan suram yang menjawab tanya diujung asa tanpa jawaban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar