
pada siapakah tanganmu hiri ini telah engkau berikan
untuk mendapatkan genggaman yang penuh kasih sayang
bersama siapakah malam-malam indahmu engkau habiskan
mulai aku telah tak sanggup lagi menjadi pengemis cinta jalanan
dan pada siapakah mimpimu engkau tautkan
setelah engkau tahu terlarang hukumnya menjadi illat persaudaraan
andai saja engkau masih menangis
mungkin saja tangismu tak lebih dari sekedar gerimis
sebab engkau tak rela hadapi kenyataan yang sesungguhnya dipertaruhkan
demi menemukan sebuah pengorbanan karena ketidak mampuan
siapakah yang sebenarnya pantas hancur dalam ketidak adilan
bila nantinya cinta menjadi kebencian meninggalkan kenangan yang takkan sanggup untuk dilupakan
semoga natinya engkau takkan pernah seperti diriku
disini sepanjang hari meratapi gambar yang indah bagai tanpa cela
tapi entah apa harus di kata, gambar itu tak lain sebagai hadiah nisan cinta
yang mengabarkan tentang pencarianku yang tanpa makna harus menanggung lara dan duka
yang terus memaksaku melawan penjajahan cinta dalam ruang yang hampa
sehampa hari-hari yang memaksa terbaring tersarang mimpi yang kian mengering