MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Sabtu, 13 Oktober 2012

KHUN KARE LESSONA

(bait dalam pesan ibu anakku jangan menangis)
Se e tabhang elang
Se e tamen ta' tombu
Enga' sampan tak nemmo aeng
Alingha' kabudhi adhep ka adha'
Jhang bajhangan akantha omba'
Tadha' neret, tadha' nyodhok
Akhuli sakarebbha dhibi'
Katabun kandas katenghah elang
Jal-khunjalan salanjang-nga kabadha'an
Sabban are alung-gulung athe-penthe
Sakabbianna tadha' bidhana bi' angin
Syer-ngalessyer etegghu' ta' ekenning

Khun kare lessona
Bila enga' ebhakto alateni sakabbhianna

Esoson thibi' ebithong thibi' epekol dhibi'
Edhalem pekkeran arassa berra' ka abha' dhibi'
Korang bhakto korang are
Ebirjhi' sampe' mare kalaban te-ngate tor ngastete
Terro badha'a hasella kalakoan dhaddi bukte
Sanajjan kanyataan ghun ekaolle edhalem mempe

Khun kare lessona
Odhi' nyaman ta' andhi' kennengan
Arassa salah jalan edhalem karenaan
Ekennhengan mewah ate ta' tenang
Arassa akalhendhong edhalem kasala'an
Salanjhang-nga enga' tamoy kasasar tojjuan
Pegghel ka abha' dhibi' sala ka oreng
Pegghel ka oreng sala ka abha' dhibi'
Pekkeran aleng-aleng ngajhak soko ajhalan edhalem kasabbaran

Khun kare lessona
Odhi' djudjur ta' argha
Adhi' sabbhar malarat
Adjar ngastete tape tak salamet dhari sake'na ate

Alam Pettheng 13-10-2012

Jumat, 12 Oktober 2012

DISINI AKU TITIPKAN PASRAH INI


bila pada saatnya nanti
jalan takdir itu tak kunjung bisa aku temui
di tempat itulah aku akan berdiri
bersandar pada sebatang raga mati
dibalik telapak kaki bertumpu kebumi
biarkanlah cahaya matahari menjadi panas api
dan seandainya bisa membakar kulit ini
yang selama ini menjadi tabir sebongkah hati perih
aku mohon jangan kau tangisi lagi
sebab mungkin dikala itu ragaku hanya tersisa sebatang arang
yang telah menjadi tumbal oleh beban kebencian dan dendam
bagai kerajaan tumbang ditengah gugurnya tentara kesabaran
membuatku tak mungkin lagi mengejar arti sebuah bayangan
dan takkan memaksakan lagi mengejar angin yang terus berlari
meski terasa tak rela bila badai itu tak kuasa aku simpan dalam emosi

TUHANPUN DIAM MENYAKSIKAN KEPALSUAN


Gemuruh perasaan bagai menindih jiwa disimpang keputusasaan
Berita gembira yang pernah terdengar dari suara alam
Semakin hari terasa hilang, entah kemana hengkang dari pikiran
Tersisa letihnya kesibukan yang hanya bisa ditukar dengan ketiadaan
Kedunia mana persahabatan dengan bilangan itu bisa dibuang
Agar sepanjang jalan tak menjadi bara api kebencian yang tak padam
Dari rahasia kenangan hidup membohongi keadaan yang konon itu kesuksesan

Sabtu, 06 Oktober 2012

LUKA INI MEMAKSAKU TINGGALKAN KOTA IMPIAN


Duri kebencian yang tertancap di jantungku
Telah membusukkan seluruh asa di dasar jiwa
Ketidak mampuan dan seluruh keadaan
Menyisakan semuanya dalam lemah tanpa keberdayaan
Kaupun,
Menjadi tungku yang menghanguskan kesabaran
Menghanguskan kegigihan yang ingin aku tanam pada kehidupan
Menghanguskan ketuguhan yang ingin aku janjikan pada badan
Menghanguskan kebahagiaan yang selalu aku impikan di simpang jalan
Menghanguskan keberanian yang ingin aku tinggalkan pada alam
Dan kini,
Telah berganti wajah muram berbayang kehancuran
Biarlah raga ini akan aku lemparkan jauh dari impian
Bersama runtuhnya nurani yang sekarat hampir mati di kota ini

Hina tak berharga
Keranda badan seakan telah ternobatkan
Sebagai mumi dalam kehidupan
Andai Tuhan mengizinkan
Ingin rasanya aku tinggalkan alam pergi ke-Tuhan
Meskipun peta menuju bulan dan bintang
Telah terbungkus malam dalam kegelapan
Menyisakan separuh mayatku dalam ketak berdayaan
Beridentitas manusia tak berarti dalam segala keadaan



Kamis, 13 September 2012

PUING PUING JIWA TERSESAT DALAM KENAKALAN


Andai bisa memutar waktu
Ingin rasanya aku tentukan takdirku
Yang tak ingin aku kenal lagi
Apapun indahnya kenakalan itu
Untuk aku perbaiki hidupku
Yang tinggal sisa dari lezatnya dahaga masa lalu

Setelah itu,
Tak akan aku izinkan kenakalan menjamahku
Walaupun aku selalu rindu kebebasan indah dulu
Yang saat ini menyisakan catatan suram penyesalan
Hingga serasa terendap lara jiwaku
Saat aku kenang dalam ingatan bisu

Menyisakan keping-keping kehancuran hidup tak berhaluan
Tak sadar menyentuh api neraka dalam lezatnya kesenangan

Hingga aku terluka dalam hati yang berlumuran dosa silam

Kenakalan itu begitu kejam
Merampas kasih sayang dalam kebahagiaan

Menghadirkan kenistaan penuh kebencian
Menyisakan goresan hitamnya jiwa di dasar hasrat lautan lara
Seakan tanpa dosa merendahkan martabat ayah bunda

Ibu, maafkan anakmu
Yang selalu mengirimkan mendung badai
Tumpahkan gerimis air matamu
Dalam memendam rasa cemas sepanjang waktu
Menyimpan rasa malu yang seringkali menggores kalbumu
Lantaran durhaka durhakaku
Yang tersesat di balik aroma manis air susumu 
Lalu mengalir segar di jantung raga jiwaku sepanjang waktu

Ibu, inikah pintamu di jalan hidupku
Hingga hidayah datang dari alam mimpiku
Memaksa batin jiwa menjadi saksi bisu
Seakan Tuhan kirimkan pertolongan di jalan hidupku
Melalui Malaikat malaikat Tuhan
Yang tak pernah aku khayalkan dahulu

Lalu,
Aku temukan pintu alam terbentang
Di balik senyum yang tak pernah aku saksikan
Di antara sesat jalanku dalam mengkayuh kehidupan

Kemudian,
Aku temukan jalan terang untuk pulang
Mencari penghambaan pada Tuhan dalam kehidupan
Demi berbakti pada kedua orang tua dalam kemulyaan
Selamat tinggal kenakanal
Biarkan aku tinggalkan indahnya dosa masa silam
Izinkan aku pergi menggapai hari hari pertaubatan

Jumat, 07 September 2012

RASA PRIHATINKU DALAM DERITA YANG MENIMPAMU

Sahabatku...
Aku tak bisa memberikanmu ketenangan
Agar kesedihanmu cepat enggan membelenggumu
Namun semoga doa yang bisa aku kirimkan ke Tuhan
Bisa terkabulkan untukmu menjadi anugrah pertolongan
Sahabatku...
Semua manusia tak bisa lari dari kebahagiaan dan kesedihan
Namun perlu kita ingat
Tak ada ujian yang lebih berat di timpakan ke golongan suatu umat
Ketimbang ujian yang Tuhan kirimkan,
Pada Nabi Ayyub Sang Nabi Tuhan di muka alam
Sahabatku...
Semoga apa yang engkau alami dalam kesedihan
Merupakan ujian ketabahan dalam derajat kesabaran
Sejatinya kehidupan tak ada penindasan dari Tuhan
Meskipun alam seakan kejam menghadirkan suratan
Namun yakinlah segala kemampuan bersama hidayah Tuhan
Semoga senantiasa engkau mendapatkan gantinya kesedihan
Sahabatku...
Bangkitlah...!
Masa depanmu masih luas terbentang
Masih cukup waktu untuk membuang derita dari sangkar saraf batin jiwa
Sahabatku...
Bangkitlah...!
Engkau tak boleh menyerah
Karena alam inipun sedih
Di saat engkau menangis
Air matamu tumpah menetes jatuh ke bumi
Lalu malaikatpun seakan tak sudi engkau bersedih
Sahabatku...
Semoga yang Maha Kuasa senantiasa melindungimu
Di jalan anugrah Tuhan
Sahabatmu selalu mengharapkan senyum bahagiamu
Sekali lagi
Bangkitlah... sahabatku