Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Rabu, 21 April 2010
KARNAFAL 1000 WAJAH
bila...
kata dalam bahasa
penuh perdebatan yang tak butuh logika
jangan lagi paksakan teori dalam wacana
yang katanya paradigma dalam budaya
dan mungkin dianggap pluralisme dalam estetika
sementara...
prilaku tetap brutal tak ber-etika
menikam ala premanisme menjadi biasa
otak kotor lahirkan kekejaman dimana-mana
nihil, nista dan hina nisbi
tak pernah dipersoalkan
menjadi obralan birahi
mengumbar keangkuhan
sampai disinikah kepercayaan itu akan terjual
dibalik angkara manusia yang ingin mempertuhan uang
demi bertahta jabatan
bermahkota label-label dan gelar simbol pengetahuan
tapi...
dibalik cerita panjang pemulung dilarang berhutang
menyediakan nisan kuburan untuk kemiskinan
keranda-keranda kemunafikan megah
bagai gambar-gambar yang terpampang di pinggir jalanan
hingga tak kalah hebatnya bumipun ikut pertunjukan
menderita longsor, banjir mencatatkan sejarah pada lumpur berwajah air
sementara mata yang merasa tak berdosa
berwajah koran bermata kamera terus menjiblak segala cara
untuk memfatwakan begini dan begitu adalah mazdhab kita
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Jumat, 09 April 2010
PATUNG-PATUNG KEHIDUPAN
di jalanan
rame pengamen
kumpulkan recehan
di restoran
rame tongkrongan
hamburkan uang
di bar malam
rame insan
mabuk-mabukan
di kantoran
rame perdebatan
pertahankan jabatan
i'lal kekayaan
menjadi rebutan
perbudakan semakin dahsyat
menyengsarakan
koruptor keliaran
demi kekayaan
mengambil untung
dibalik iklan perpajakan
sementara...
kemiskinan semakin terjal
sementara...
pemikiran semakin kajal
sementara...
perguruan semakin terjual
mungkin itulah
simbol-simbol pembodohan
manusia mewakili patung-patung kehidupan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Rabu, 07 April 2010
CATATAN KE-II SEBELUM SENJA DITELAM MALAM
mungkin saja waktu
telah tak sepakat
mengantarkan langkahku
yang selamanya telah kau pasung
menjadi kisah perbudakan
hingga terjatuh ditengah penjajahan
meski tak mampu melawan ketidak berdayaan
pasrah berakhir diujung jalan
untuk akui suramnya keindahan
yang memang tak bernafas dalam keabadian
maka seandainya kau mengerti
bukan waktu yang lama
yang dapat memberikan rasa
bukan hari yang cerah yang bisa mencipta hari-hari bahagia
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Selasa, 06 April 2010
CATATAN 5 APRIL
di tengah gulita
malam buta tanpa aksara
namamu tereja
lukisan-lukisan tak bersuara
menemani tubuh renta
ditinggal jiwa yang terluka
bila pada saatnya nanti
mesti harus berlari
membawa becek luka hati
sebelum gerimis air mata berhenti
ku ingin kau telah mampu menari
meski mungkin hari itu
adalah runtuhnya pondasi hasratku
yang telah gagal menjadi anak kerikil
di kaki gunung permai
tertindih di jalanan
meskipun telah menjadi jalan
di balik ramainya perkotaan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Senin, 05 April 2010
KAU YANG MENGANGAPKU LELAKI TANPA KALBU
rinduku
hasratku
semangatku
mungkin wajar
semuanya harus lebur
menjadi butiran abu
mencoba menulis namamu pada sekuntum mawar
kau tak suka
sebab kau mengerti musim pasti mejemputnya diujung masa
sementara kelopak itu mesti berguguran dan terjatuh
seperti harga cinta
yang tak mampu menampung gelombang waktu
sementara sabar itu bukan selamanya menerima kekalahan
cintapun takkan selamanya kuasa menjaga kecantikanmu
bahkan sang Adam tak kuasa selamanya menjadi penghuni surga
apalagi lelaki sepertiku takkan selamanya mampu sempurna
maka carilah watak keras sepadat kerikil bebatuan
saksikanlah embun yang sesaat
menempel di dedaunan mempersaksikan beningnya kesucian
aku tak sanggup menjadi angin
yang bisa mengantarkan tidurmu pada mimpi indah
hari ini mungkin aku telah menjadi fosil dari keturunan Adam
telah mejadi bagian dari sejarah kejamnya Abu jahal
mungkin saja bisa menjelma Fir'un
disaat anugrah hidayah terlepas dari nurani diri sebagai insan bertuhan
hingga engkaupun menyamakanku tak ubahnya binatang tanpa akal
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Senin, 22 Maret 2010
BUKAN DI BILIK BIBIRMU
aku yang mengenalmu
tak tumbuh atas nama tanaman
yang takkan rindang seperti pepohonan
untuk hijaukan alam dan hutan-hutan
tapi engkau bagai sebuah kota mati
disaat kutawarkan kalimat untuk berkata
hanya senyum tersungging kudapati tanpa bahasa
itupun tak kutahu kau lakukan untuk siapa
ingin rasanya aku meminta
dapat kau lakukan melukis wajahmu pada gelora
demi aku bisa mengenalmu meskipun itu takkan nyata
sebab mimpipun takkan cukup membayar asa
tapi jujur bukan di bilik bibirmu
yang membuat hasratku pingsan di pangkuanmu
untuk sejenak kuakui cantikmu
bahwa engkau makhluk yang indah di mata tak berdayaku
engkaukah lentera yang terbit cahaya
di saat siang merebahkan malam pada impian
aku takkan lagi menjawabnya di sini tentang pertanyaan beribu misteri
sebelum bilik bibirmu bisa menyuarakan kalimat cinta yang tersimpan dalam hatimu
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Langganan:
Postingan (Atom)