MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Senin, 08 Februari 2010

NAHKODA NEGERI



*untuk mengenang teguran alam dalam berbagai kejadian*

konon
kemarin
hari esok
masa yang akan datang
adalah sekarang
dimana kita dan kapan milik kita
alam cukup bijak menegur kehidupan
dalam lemah diri bersaksi pada kuasa Ilahi
air tuhan bagitu cepat menelan kehidupan
di bumi alam serambi Mekkah
ribuan nyawa tak sedetik sempat berair mata
sehingga pantas kita bertanya
apa yang salah dengan manusia
di perut alam yang indah sejahtera
kehidupan adalah denyut nadi dan jiwa yang satu
di bawah lentera rembulan dan matahari
untuk manusia mencari yang hakiki
mereboisasi kejalan Ilahi
di atas hamparan sejadah bumi ini
hendaklah sujud menjadi essensi pengabdian diri
sebagai poros alam dan pasak bumi
sebab manusia...
adalah khalifah bumi
mahkota dan nahkoda negeri
disini hanya ada satu jawaban untuk kita
cerminkan uswah ujudkan amanah
sebagai suratan tuhan
manusia terlahir di atas dunia
di detik ini palingkan wajah
menoleh pada bumi jogja
sebata langkah
marilah kita amati dada bumi Sidoarjo
yang hari ini berdarah
terpercik diseluruh jiwa pancasila
ada apa dengan ini semua
kita hanya bisa diam
mungkin hanya bisa menjawab dengan hati risau
sebab takkan ada kerusakan
tanpa kita membuat kerusakan
takkan ada dendam alam
kala kita arif dalam memenfaatkan
takkan ada kemarahan bumi
kala manusia melestarikan alam
sebagai amanah
normatif alam dan hukum tuhan

Malang

Minggu, 07 Februari 2010

CANTIKMU YANG TAK KU TAHU



ingin menyapamu
tapi aku tak tahu
dengan bahasa apa untuk memanggilmu

ingin ku tahu raut cantikmu
tapi tak tahu dengan indra yang mana untuk mengintaimu
anggunmu yang bisu hadir dikalbuku

menggapa engkau tak menjelma saja
sebagai awan, angin, udara dan embun yang indah
agar aku bisa mengenalmu di dasar dedaunan yang hijau

tapi entahlah
mungkin itu suratan takdirmu
menjelma cahaya mengenalkanku pada bayangan

disanalah dapat aku temukan
tiadamu dalam keberadaan
samar cantikmu menjadi keindahan

sehingga tak tahuku menjadi pengetahuan
tak kenalku menjadi pencarian
sampai indraku mengerti sempurnanya kecantikan

Malang, 7 Februari 2010

Rabu, 27 Januari 2010

SEPUCUK SURAT UNTUK IBU








ibu
akulah janin yang bertapa di rahimmu
sembilan bulan bagai surga dalam deritamu

ibu
engkau melahirkanku
bagai merasakan sakitnya kematian diwaktu itu

ibu
kala sembilan bulan
semidiku kurang tuk arungi kehidupan
mungkin aku harus asingkan diri dari kemaksiatan

itu pintamu
yang pernah engkau kirimkan
melalui air susu yang tumpah dibibirku

ibu
hanya engkaulah
yang pernah memelukku tanpa dosa
berlimpah kasih cinta dalam rasa

ibu
bila anakmu pendosa
bila anakmu durhaka
bila anakmu terlupa
jangan biarkan anakmu
menjadi kembang neraka

ibu
sebelum pintu hidayah menutup langkah
semoga engkau masih sudi untaikan doa
karena dalam setiap kalimatmu
ada hidayah rahasia jalan mulia

ibu
anakmu takkan pernah menemukan sosok spertimu
yang telah sudi membiarkan hidup, tercipta dalam rahimmu

ibu
engkaulah bidadari yang pernah mengemas tubuhku jadi manusia
engkaulah malaikat yang menjaga nafasku hadir ke alam dunia

ibu
maafkan anakmu
bila separuh penghambaanku keliru
dan tak mau menjaadi penyembahmu
demi membalas jasa jasamu dalam hidupku

ibu
tolong izinkan aku mengenalmu
bagaimanapun engkau
adalah sosok Hawa yang ku tahu
yang menjelma sebagai Khatijah dalam hidupku

ibu
jauhku darimu telah membekukan darahku
aku rindu
ingin rasanya menangis lagi di pangkuanmu

ibu
dalam perantaun ini
malam bagai tak kuasa menelan air mataku
bila aku teringat tentang semua jasamu

ibu
dalam ketakberdayaanku
semoga engkau bahagia
semoga engkau masih bisa
mendapat indahnya menjadi ibuku

ibu
semoga sutu hari nanti
engkau masih punya kesempatan
merasakan indahnya menjadi ibu
meskipun aku tahu takkan pernah merasakan indahnya
sebagaimana ibu yang ditakdirkan melahirkan Nabi Ibrahim

sekian ibu dari anakmu yang masih dalam pencarian


Malang, 27 Januari 2010

Senin, 25 Januari 2010

DAUN DAUN YANG PATAH



pada selembar daun menguning
tuliskanlah namaku
agar musim gugur tak sempat menjamahku
biarlah aku kering bersama ilalang
diatas tanah gersang tanpa tanaman
akulah yang jatuh dari setangkai ranting itu
hingga semutpun tertawa bisu tak ku tahu

Malang, 25 Januari 2010

SYAIR DIRI DALAM PUISI





1

tangga tangga kata
ku susun dari bata
sebatang lidah
lepas dari rasa jiwa
muntah keangkasa banjiri samudra

2
kertas tak berdosa
ku ajak berdensa
mempersaksikan suara
dalam angkuhnya bahasa
tentang dosa dosa yang tersisa

3
malam kelam
gelap gulita hitam
telusuri jalan tanpa bintang
dalam diri terasa tak bertuhan
ingin tinggalkan malam pergi ke bulan

4
lalu bayangan
bagai setumpuk jerami
terbakar menjadi arang
tumpah di lautan menjadi tinta hitam
bagai kutukan ingin jadi kata dalam tulisan

5
coba ratapi tubuh ini
yang selalu muntah puisi
terlihat syair syair mati
bagai mumi kaligrafi diri
menjelma ujud sebongkah hati

6
maka disini
menjelma syair syair hati dalam puisi
mempertaruhkan kejujuran diri
yang selamanya takkan pernah kau mengerti
bila engkau tak lagi sanggup mencari dan memaknai


Malang, 25 Januari 2010

DALAM PERJALANAN NASIB





petani

pedagang

pejuang

pahlawan

miskin

kaya

hartawan

jutawan



bagi siapa

untuk kepentingan apa

demi kesejahteraan siapa

hari harimu seakan kurang demi menumpuk harta



dibalik mereka yang tak sanggup membangun rumah

dibalik merek yang tak sanggup menyekolahkan anaknya

dibalik orang sakit yang tak mampu membiayai pengobatannya

kenapa mereka tak sedikitpun ingin membeli deritanya



merekalah yang butuh suara uang menjawabnya

merekalah yang butuh kesejahteraan ekonomi merangkulnya

entahlah...

roda ekonomi setiap detik menambahkan jumlah manusia sakit jiwa

suara uang yang tak bisa menyapa kemiskinan menambah jumlah kematian yang tak semestinya

Malang,25 Januari 2010