MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Senin, 25 Januari 2010

KISAH DALAM TANGIS



ketika derita itu mampir

berkunjung dalam hati yang perih menahan getir

tiada tahmid tiada takbir yang sanggup keluar dari bibir

hanya suara suara ganjil yang sanggup terlahir



disini,

kutulis kisah dalam tangis

ada yang miris

egois

apatis

ingin mengemis

nyaris bagai sandiwara di negeri balqis



dalam tangis

ada rasa tak kuasa

ada rasa tersiksa

ada rasa luka

ada rasa terpenjara

ada rasa tak berdaya

ada rasa terpapa

ada rasa iba

semuanya terhimpun dalam luka jiwa



siapakah sebanarnya yang mengajari kita tertawa

sehingga tangis juga mesti ada dibalik kita

dan bila kisah kita mesti harus beda

biarkanlah aku yang menangis karena rintihan jiwa

agar engkau mengerti bahwa hidup kita

tercipta dari rahasia ruh yang berbeda



dibalik itulah

semuanya ada rahasia Allah

Malang, 25 Januari 2010

BUKAN UNTUK KITA









engkau, aku

pernah tau tentang harum tubuhnya

pernah mengerti tentang raut catiknya

pernah merasakan lembut tutur katanya

pernah berlomba mendapatkan senyum dan pandangannya



hari ini



engkau, aku

mungkin telah tanpa kabar darinya

yang tersisa tinggal selembar potretnya

bagai rasa yang hanya tersisa asa tanpa makna

menyadarkan kita akan hakikat semuanya



cantiknya

anggunnya

menawannya

kelembutannya

itu semua bukan untuk kita

tapi semata mata hanya untuk alam agar menjadi indah



Malang, 25 Januari 2010

Kamis, 21 Januari 2010

SUARA RAKYAT


Pejabat
Tolong dengar sengsara suara kami
Bosan telah terasa kami menanti
Sumpah bersatu untuk kita nikmati
Negeri sejahtera makmurkan bumi bangsa
Katanya kita bebas merdeka
Entah kenapa rakyat sengsara
Makmur tanah air jadi gersang
Rakyat laksana hidup di negri asing
Tiap waktu bertikai
Di saat kursi menjadi rebutan
Pejabat
Kapan kau kasihan
Pada kami yang miskin wawasan
Untuk merubah nasib hidup berpetualang
Melepaskan jerat warisan metos kakek moyang
Mengucurkan keringat demi untuk makan
Pejabat
Tolong jangan di teruskan
Birokrasi sibuk merebut jabatan
Kami terlantar
Rakyat liar penuh dendam
Bila kau masih rakus berhati binatang

MAHASISWA UNTUK SIAPA


Bila hari ini ada pendidikan
Belum tentu demi kesejahteraan
Reboisasi rasa aman dan damai
Tentunya karena reputasi alam ekologi zaman
Bahkan jika sekarang bergema norma agama
Belum tentu terjadi di tiap”diri” bernama Kehidupan
Mereka-mereka kadang hanya merebut Simbolik
Nama tuhan dalam ateis suara hatinya
Lalu pendidikan mahasiswa untuk siapa dibina
Bila harga dunia lebih abadi di mata kita
Jawablah dalam diri
Kenang eratlah dalam nurani
Seharusnya telah disadari
Maha yang telah disematkan diatas dada kiri
Almamater menjadi pakaian perdana

Mengantar keruang sarjana
Tapi mahasiswa bukanlah yang hanya semata Mengejar wisuda
Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa di Siklus dunia
Akan sangat tergantung pendidikan Berwacana merubahnya
Mahasiswa punya separuh suara warga Bangsa
Arahkan pemerintah….!

Bila bangsa punya cita-cita
Masa depan terbuka cerah menjadi negri adidaya

Satu solusi kita
Satukan dan sadarkan mahasiswa
Sebagai pengganti estafet roda bangsa
Buanglah sifat kedektatoran

Pesan kami penghayal masa depan

RAHASIA WANITA


Apapun yang digubah bunga
Dia hanya mekar demi musimnya
Sekalipun harus gugur
Sekalipun harus kering
Hanya mampu menyempan biji dalam kematiannya
Sebagai sisa buah masa subur madunya
Sebagai tanda tangkai hidupnya
Dia jalani hidup
Untuk di pilih dan di lindungi
Sekalipun kadang di sayat kumbang kelana
Demikianlah sepintas hikayah tentang putri bunga
Dalam angan sikap lemah lembut jiwa wanita
Hanya harumnya yang dapat di tawarkan
Bertebaran disepanjang ruang memandang
Menghias jalan disetiap ratapan
Dalam tariannya mengundang kemabukan
Sungguh engkau diciptakan lembut
Sehalus udara menyesir lelah dan tak berdaya

Wanita ….
Ketahuilah rahasia masa
Bersama darahmu akan tumbuh benih generasi
Dalam etikamu ada simbol budaya
Tegak dan hancurnya bumi bangsa
Tergantung wanita menjadi tiang bendera bangsa
Apabila wanita tak mampu memijak telapak kaki surga
Tak akan lahir putra yang berwibawa
Apabila wanita liar bebas berbudaya
Tersedia liang kehancuran dalam lapar mulut buaya
Yang tak segan menyeret zaman menelan moral

Wanita….
Tolong dengar suara putih kami
Kami bukan topan yang dapat menyapu kotoran bumi
Kami bukan hujan yang dapat sucikan wajah alam
Tapi tolong dengarlah saudariku
Marilah sejenak merenung saksikan kebesaran tuhan
Marilah sejenak berfikir dengarlah peringatan tuhan
Telah tanpak di mata kita kehancuran bencana alam
Yakinlah semua ini
Teguran bagi manusia memperbaiki peradaban

PUISIMU MEMPERKENALKANKU PADAMU


nikmat aku baca kalimatmu
menyentuh seluruh nadi dan rasaku
aku tahu kata itu bisu
tapi semua itu telah mampu mengajariku

dalam prahara ini ku turutkan kataku berlabuh
untuk aku mengerti lautan apa yang tersimpan dalam tubuhmu
sehingga tumpah kalimat menyapaku setiap waktu
membuatku sanggup tersenyum mengenalmu

Malang, 13 Januari 2010