
Saat terkepak sayap cinta
Terasa melayang terbang bersama sangkar
Tak tahu dimana tempat hinggap berpijak
Aku hanya hasrat
Dalam tubuh cinta terbakar
Berharap tak kunjung dapati ketenangan
Andai kau tak bisu
Kesetianku akan mengalir
Laksana sungai seribu sumber mata air
Dan aku yakin takkan ada lagi
Manusia haus dan dahaga
Pernahkah kau tahu….?
Dengan sikapmu yang bisu
Bumi turut menjadi gersang
Tanah membengkak
Bagaikan luka membusuk
Hanya dapat dibayar
Dengan gerimis air mata mengalir
Banjiri jiwa paksakan hati tenggelam berenang
Di tengah lautan badai kehampaan
Di saat cinta terulur tanpa balasan iba
Di manakah jawabanmu…..?
Kau pendam
Saat aku pertanyakan tragedi cintaku
Di manakah nuranimu….?
Kau simpan
Waktu ku kirimkan teragis cerita tangisku
Semuanya terasa hampa
Air mata harus jadi azimat legenda
Yang kau janjikan hanyalah ketiadaan
Mungkin insan luka hati adalah kodrat
Ku terima dengan menghukum diri
Andai saja engkau musuhku
Akan ku caci maki dan melukaimu
Tapi aku sadar
Kau masih saudariku
Meski kau telah tengelamkanku
Dengan egois dan apatismu
Aku gelisah saat engkau bangga
Menjadi banggaku mengkayuh cintamu
Tapi kau terus memaksa meresahkanku
Biarlah cinta hampa seperti ini
Hanya kaulah yang tahu
Cerita hancurnya hati
Biarlah ku simpan semuanya
Bahwa aku adalah makhluk
Pernah tersisa percaturan jiwa
Oleh kejamnya cinta yang hampa