MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Rabu, 27 Juni 2012

SKETSA GALAU DALAM PENCARIAN

1
Jika aku datang
Sampai disana bagai mikrofon
Laksana CCTV yang hanya bisa mengintai apa yang terjadi
Sementara fantonim-fantonim yang bisa disaksikan
Tak lebih dari tontonan kemarahan, keangkuhan dan kebencian
Mungkin jalan ini telah salah
Akupun terdampar ke dalam asa yang penuh dengan suasana rasa terpenjara
Disini aku mengerti bahwa kewibawaan jabatan selalu bertentangan dengan persaudaraan
Kekuatan dan kekuasaan selalu kawin silang untuk kemunafikan dan keserakahan
Aman, nyaman mungkin bisa untuk di dapatkan namun tidak dalam suasana damai
Tuhan.......
Mengapa Engkau hadirkan kami ketempat para tuan
Sementara tuan-tuan yang bisa kami pahami tak adil untuk titah Tuhan
 
2
Jika aku pulang
Dalam sanubari terasa terantai
Oleh rasa budi yang aku latih untuk tak ingkar terhadap apapun yang terjadi
Namun gerak nadi dan pikiran terasa tak nyaman
Di saat sebatang tubuh ini bagai pajangan di ladang kesibukan
Hanya bisa terdiam disisi-sisi kursi tempat tuan-tuan berdiskusi
Diam, duduk dan berdiri, seakan indra salah tempat dalam memory
Semoga kalian tak pernah mengerti betapa runyam perasaan ini sepanjang hari
3
Jika aku di tempat ini
Selalu aku diskusikan ke ranah takdir apapun yang akan terjadi
Karena semenjak Adam di hadirkan ke bumi "Subhanaka La 'ilma lana illa ma 'alamtana"
Akupun akan belajar terhadap siapapun yang mengajariku kemulyaan dan kesempurnaan
Jika keputusan, kebijakan dan keadilan bersifat alami biarkanlah semuanya kembali ke alam

Jumat, 18 Mei 2012

TRADISI ROBOT-ROBOT RAKSASA

Budaya ini salah
Sistem itu keliru
Lalu kaupun hanya kuasa bisu
Laksana hasrat kecil berlari kesandung batu
Kau tersenyum dengan muka palsu
Api-api tak menyala membara di setiap kepala
Kau seakan tak mengerti kenapa berdusta
Konon demikian dunia para insan takut neraka
Namun hukum alam tak seperti zaman yang telah lusa
Renkarnasi hanya terjadi pada zaman Musa dan Isa
Hari ini atas nama kepuasan yang bisa merasa merdeka
Atas nama kekuasaan yang bisa tersenyum bangga
Atas nama kewibaan yang bisa merasa gagah perkasa
Hingga krisis kasih sayang terhadap sesama hampa
Seakan barang lawas dan langka
Yang hanya pantas dibaca sebagai peninggalan purbakala
Inikah yang ingin kau wariskan sebagai simbol logika..?
Hasil pengetahuanpun ikut-ikutan menjelma robot raksasa
Yang hanya bisa bergerak demi perintah tuan penguasa
Inilah era pemerkosaan rasa
Merampas mata melihat seakan buta
Membungkam nadi bergetar menjadi diam
Mengasingkan keberanian supaya tak pernah datang
Kebenaran yang bermata pedang




Sabtu, 05 Mei 2012

PERTANYAAN TERHADAP KAUM HAWA

Kelembutan perempuan tak seperti kain krudung yang bisa memperindah setiap wajah
Lipatan demi lipatan menjadikan sempurna seperti lembar-lembar kelopak bunga
Ada bintik-bintik warisan sejarah Sang Hawa yang harus pulang kedunia alam semesta
Saat itu iblis-iblispun menitipkan kesenangan pada setiap catatan legenda
Ada penjelasan yang selalu butuh makna tentang penciptaan Hawa dari tulang iga
Yang melengkung keras sebagai dinding di antara perut dan dada
Setiap waktu selalu melahirkan multi tafsir tentang perempuan yang mulya nan indah
Namun terkadang sebagai ranjau yang paling mengerikan di balik roda setiap sejarah
Kalian boleh mengambil hikmah dari semenjak Adam dan Hawa harus terusir dari surga
Sementara di sisi lain ada martabat perempuan dalam legenda yang mulya
Tentang bagaimana Siti Khadijah menjadi perempuan yang tak lekang oleh sejarah
Begitu juga Siti Maryam yang sakral sebagi sejarah dalam kitab berbagai aliran dan agama
Sementara engkau termasuk perempuan yang manakah....?
Perempuan yang  indah sebagai sendi-sendi rumah tangga
Perempuan yang indah sebagai penghias ruang di meja kerja
Ataukah sebagai perempuan yang lezat di ranjang surga dosa
Di zaman modern ini tinggal kau ambil dan pilih saja dengan kadar iman atau kadar nyaman
Ada banyak jalan mulya meskipun tak lezat seperti libido cinta
Ada banyak pintu bahagia meskipun banyak yang tersesat sengsara di lingkungan saudaranya yang kaya
Selamat merenung......kami harap semoga terjawab dengan jamal dan kamaliyah yang indah
P2. Malang 05-05-2012

Selasa, 17 April 2012

PERJALANAN MENUJU ALAM JIWA



Tanah tak bersungai itu kering
Retak menyisakan peta kemarau masim
Anak padi dan tanaman jagung seringkali tumbuh kurus
Hingga binatang liarpun enggan hinggap merusak benih tumbuhan
Disanalah masa kecilku di tempa zaman
Andai tanpa keajaiban yang konon suratan
Gubuk tua itu selamanya akan mewariskan kemiskinan
Andai suratan tanpa hidayah Tuhan
Sepanjang keturunan...
Kalian takkan pernah mengenal namaku
Meski hanya lewat catatan

Ini diriku wahai bumi dan alam
Yang lahir dari penjara masa lalu
Bila masih mungkin aku bisa menemui impian
Kalian jangan pernah bertanya indahnya rintangan
Tentang keraguan dan ketakutan
Lapar itu bukan ancaman, mungkin sahabat karibku arungi perjalanan
Tak semua rintangan mesti patahkan tulang
Numun tumbangkan pemikiran dari istana impian
Di saat tamu tanpa permisi datang tanpa salam
Serasa menjatuhkan jiwa raga dalam kenistaan
Seringkali aku seakan pingsan membawa raga jiwa menghadap Tuhan
Mengadukan kulit daging pembalut tulang yang berkeringat
Menahan mendung yang akan turun gerimis air mata
Irigasi simbol derita menyumbat tenggorokan sesakkan jiwa
Disanalah kening ini mengenal tanah
Mengingatkan pada sejarah dari mana Adam dicipta
Lalu aku tumpuk badanku dalam sujud yang nyata

CULTURAL CONFUSION


 Pahatan pisau tumpul
Di atas lantai kristal
Mungkin menggores rasa khalayak ramai
Yang konon hamba Tuhan tersesat jalan
Hingga yang mabuk podium jabatan
Hanya mengenal ranking persaudaraan
Tanpa persahabatan

Harapan di tengah keruhnya perjudian gensi
Hambar tanpa jawaban
Naif melahirkan pecah tangis air mata gerimis
Bagi yang merdeka hari ini zaman modern
Namun bagi petualang detik demi detik penuh kejahilan
Di saat tidak hanya harta peninggalan yang bisa jadi warisan
Rasa malupun bisa jadi harta karun di balik karpet kekuasaan
Si bodoh terkemas dalam bayang-bayang
Si lugu mengabdi dengan kepalsuan
Si pintarpun bingung sesak persoalan
I'lal-i'lal martabat pengetahuan tumbang
Tersangkar belenggu jeruji keberanian tanpa kejujuran
Kebencian menjadi produksi pentas kemanusiaan
Anarkhipun lumrah menjadi kebiasaan
Budaya politik makan tuan bertuan uang
Hadir menjadi raksasa di muka zaman
Hingga saat ini tak ada manusia merdeka di saat miskin nominal

SKETSA HARI-HARI TUA

Add caption
Suaraku masih bising
Diantara jantung-jantung bermesin kehidupan
Masih ramai dalam nadi yang tak pernah jeda dan berhenti
Terus bergerak dan berlari mengintai rotasi
Mengiringi nafas memetakan sejarah di antara petang dan pagi hari
Saat itu bumi dan alam semesta mencatat tanggal lahirku dengan angka
Sementara aku tak bisa mengenal bilangan masa kecuali retorika
Menghadirkan bayangan sketsa wajahku di usia tua
Yang mungkin berbentuk dinding tertempel dengan kaligrafi indah
Dari kriput-kriput gambaran pikirkan yang melintas sepanjang sejarah
Saat itu masih tegakkah lidahku untuk berkata
Dan mungkinkah kalimatku masih kau rindu untuk membaca
Sebagai suara tanpa tuan dan penguasa

Sejatinya kalian anak yang lahir dengan penuh Fitrah yang merdeka