MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Minggu, 07 September 2008

Suara Pensil

SUARA PENSIL
Oleh : Hozaini
Di ujung pisau pena tumpul
Menari terangkai sinopsis di kertas masa
Ada senyum menyendir kita
Ada derita mengajari memetik makna
Ada tanya tentang kehidupan
Ada Tanya tentang zaman
Idealnya pemikiran sepertia apa
Idealnya seniman
Merangkai keindahan penderiataan kesenangan
Seperti instant apa
Rekradasi budaya hadir di mata kita
Seakan tak ada kehadiran
Hasil cipta, rasa, dan karsa
Simpati sekarang berorentasi pada keunggulan apa
Bila intelek tercermin produk dusta dalam bahasa
Empati sekarang mengedepankan nilai apa
Apabila moral dalam normatif hidup
Tidak pernah di lestarikan
Dalam mental pribadi berbudaya
Sadarlah kita tidak hidup di alam binatang
Yang hanya komersilDemi nafsu karier dan propesi
Setiap nafas punya harga diri
Tapi uang bukan mutlak jaminan kehidupan
Spirit mental sosial adalah tunas kemanusiaan
Mencipta rasa nyaman dan aman
Menuju kesejahteraan milik kita
Jangan pernah mengukur kehendak
Pada masyarakat yang tersampahkan pengetahuan
Memang homogen asas pancasila kita
Tapi bukan untuk wajah seni dan budaya
Untuk membalik mata heterogen zaman modern
Masih ingtkah kita
Tahun 70an bangsa ini bertikai
Demi hidup rukun dalam perbedaan agama
Kenapa sekarang
Hanya demi kepentingan
Porforment seni, karier dan profesi
Hingga angkuh merubah kaligrafi budaya
Kami tak relaWalau suara kami hanya terdengar
Dalam ceceran air mata pensil
Bila dinamisnya seni
Hanya hadirSebagai wahana komersialisasi
Dalam dekorasi artistik seniSebab semua ini
Meracuni simpati dan empati
Nilai uang menjadi substansi
Tapi ini bukan untuk pembanggunan
Bahkan membangun kebersamaan
Justru kehidupan personal dan individual
Melahirkan budaya kehidupan
Demi kpentingan kapitalisme
Manusia bermodal
Menjadi raja meraih kemenangan
*Hozaini adalah Mahasiswa UIN Malang

Kamis, 04 September 2008

RASULULLAH

Oleh: Hozaini

RASULULLAH

Perjalanan malam larut dalam aku

Seboyan membeku bersama kebisuan

Berat terasa mengeja memanggil memuji nama-Mu

Bagai terlepas seluruh kekuasaan

Melekatnya tubuh di raga tersisa ujud-Mu

Yang berat manata dunia hidup

Di antatara yang dapat aku menyentuh

Lentera pijar-Mu terang mengiring dzikir

Aku rindu merajud legenda dalam sejarah-Mu

Entahlah janji kebangkitan

Mesti sedetik dalam naungan-Mu

Rinduku hanya dapat ku tuangkan

Dalam kalimat tak henti menyebut nama-Mu

Karena hanya dinding hati menjadi milikku

Mengalir bersama hidayah mu’jizat-Mu

Tiadalah yang pantas di petik dalam kuasaku

Aku hanya hidup sebatas yakin dan percaya

Senyum-Mu suci menjadi lentera bumi langit

Di utus-Mu kealam dunia menjadi rahmat sempurna

Rasulullah

Engkau menjadi rahmat bagi seluruh ummat

Engkau menjadi permata yang abadi sepanjang abad

Rasulullah

Jangan tinggalkan kami

Di tengah makhluk bertuhan budaya

Di zaman ini

Ketika manusia instant menjadi dewa

Seakan menjadi berhala minta di sembah

Podium Sasra

Oleh: Hozaini

CIPTA KAMI DALAM KATA

Tuhan ……

Demi dunia kami yang sempit

Izinkan kami menjadi predator alam

Izinkan lidah kami jadi berbisa

Kami tak kuasa mencari akomodasi kehidupan

Irodah rasa dan egois seakan memijak takdir-Mu

Hamba-Mu

Menjadi gembala rasio ideologi sabda-Mu

Untuk kami berkelana

Menjadi denyut saraf bumi ini

Demi kami membuka satir rahasia firman-Mu

Yang tersurat sebagai hukun bumi

Tuhan……

Lahirkan kami dalam kata

Atas rasa iri dan benci kami

Pada pecundang dan pelacur bahasa

Biarkan kami jadi arang

Izinkan meleleh jadi tinta-Mu

Takdirkan kami jadi kata

Niscaya terlukis kaligrafi kalimat-Mu

Dalam perut majalah dan Koran

Yang seakan diberhalakan zaman

Tuhan……

Hanya ini pinta kami

Sebab kami hanya komodo alam

Yang tak mungkin bisa menginjak istana jabatan

Terpencil hidup kami

Hanya mampu menata halaman hati