Lantai kristal itu terlalu licin
Untuk sepatu murah menapakkan langkah
Gengsi yang nampang di gedung mewah
Menghanguskan kerja keras kejamnya rupiah
Seakan tak pantas untuk makhluk anak desa
Apalagi untuk mengawinkan insting logika dan realita
Mungkin cuma cukup jadi santapan cerita
Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Selasa, 10 Maret 2015
KISAH KLASIK DARI SEPATU MURAH
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
NYALI SEBATAS GEDE GENGSI
tak kurang pendidikan tapi lemah semangat perjuangan
tak netral segala aturan tapi etika seakan disembunyikan
tak musnah pengajian tapi tak berkurang kemaksiatan
bertender gedung-gedung pembangunan tapi tak terlihat perubahan
berjuta sarjana berhamburan, bertambahnya kemiskinan tak ketinggalan
banyak solusi ditawarkan, semakin membumbung problematika tak terselesaikan
dulu tak ada jual beli kepentingan, hari ini komersil jabatan
inikah kemegahan alam yang engkau tawarkan?
untuk menunjukkan hasil kawin sirri pengetahuandan gengsi jabatan
tak netral segala aturan tapi etika seakan disembunyikan
tak musnah pengajian tapi tak berkurang kemaksiatan
bertender gedung-gedung pembangunan tapi tak terlihat perubahan
berjuta sarjana berhamburan, bertambahnya kemiskinan tak ketinggalan
banyak solusi ditawarkan, semakin membumbung problematika tak terselesaikan
dulu tak ada jual beli kepentingan, hari ini komersil jabatan
inikah kemegahan alam yang engkau tawarkan?
untuk menunjukkan hasil kawin sirri pengetahuandan gengsi jabatan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Jumat, 11 Oktober 2013
PENTAS KEHIDUPAN
AKU INGIN MENGAJAKMU MERASAKAN
mengertilah
impian bukan hanya sebatas cinta
meski kau telah tahu
hidup itu hanya sebatas sampah
yang tak kuasa melawan pengasingan siksa
menjadi sisa-sisa kotoran yang ternoda
kau tahu
kisah itu sering terbungkus derita
lahir dari kehinaan dan terbuang percuma
dari comberan-comberan tak bernama
sampai terminal-terminal tak bertuan
tertumpuk menjadi kodrat kotoran
masihkah kau akan pertanyakan
tentang lara yang indah
dibalik kenangan pemulung jalanan
yang selalu menanti dibalik ramainya perkotaan
hingga tak bisa pulang dalam jamuan makan
aku heran...
mangapa tak kau jadikan bahan pembicaraan
apa penelitian tak wajar memintaskan legenda derita
menjadi pertunjukan untuk mengukur keibaanmu
jika mungkin engkau mesih berperasaan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
HARUSKAH UANG MENJADI TUAN
Seandainya Tuhan mengzinkan
Ingin aku pinjamkan perasaan ini padamu
Agar engkau turut mengerti
Sebetapa banyak bilangan mimpi yang harus mati
Diantara kesibukan yang pernah aku lintasi
Kemudian menyisakan rasa letih dalam ilusi
Amanah itu pernah mengajak asa berlari
Seakan kurang waktu, kurang hari
Agar angka angka itu berbaris rapi
Supaya di intip tak terlihat dibalik jendela besi yang selalu menanti
Untuk menutupi aib yang tersimpan di balik lemari
Yang masih menjadi api yang diam dan enggan mati
Dari jauh seakan aku ingin bertanya
Mengapa kemegahan itu begitu subur menumbuhkan bibit pembodohan
Mengapa kewibawaan itu begitu rawan menjadi perjudian
Ternyata aku salah melihat kehormatan dengan mata telanjang
Ternyata aku keliru menilai cendekiawan
Bahwa tak ada pahlawan yang berjuang karena uang
Andai ada kesuksesan tanpa diraih dengan kebenaran dan keberanian
Selamanya bisa dibilang itulah kekuatan uang diatas kekuasaan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
CATATAN MATI
pernah aku alami
demi apa yang aku sanggupi
berkorban perasaan sampai hati
tapi itu tak akan pernah berarti
lalu aku tuliskan saja disini
pernah aku iri
kau memberi seakan tanpa pamrih
ternyata bukan sodaqoh sirri
hitung-hitung naikkan nyali demi gengsi cari simpati
dari jauh tanpa mata hati
masih terlihat di dinding memory
rumah Tuhan megah berdiri
walaupun sepanjang zaman
tak akan pernah suci
lantaran itu berpondasi korupsi
begitulah caramu yang aku mengerti
sebagai pelajaran yang tak perlu untuk aku mengerti
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Kamis, 03 Oktober 2013
CUKUP RASAKAN BETAPA TAK BERHARGANYA KEPALSUAN
Bersabarlah, meskipun orang-orang pintar yang berharta
Tak punya mata untuk memandangmu sebagai manusia
Semoga Allah menganugrahkan bagi kita jalan hidayah
Yang bukan kebahagiaan semata di alam dunia
Bolehlah tinggi jabatan sampai menempel di dinding istana lagit
Namun tanpa kewibaan dan kemulyaan,
Kehormatan hanya melintas bagai bayangan
Mungkin tak lebih mahal dari harga pelangi datang mempoles alam
Tak bisa menyisakan apapun selain bayang-bayang ingatan
Oleh sebab itu pikirkanlah bahwa kepalsuan sama dengan kenistaan
Jika beranimu karena jabatan, tanggungjawabmu masih tak bertuhan
Kemungkinan hanya bertuan untuk barter pondasi dalam kepentingan
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Langganan:
Postingan (Atom)