Kau ciptakan malam dan aku yang membuat pelita. Kau ciptakan tanah liat dan aku yang membuat piala. Kau ciptakan sahara, gunung-gunung, dan belantara. Aku juga membuat kebun anggur, taman-taman, dan padang tanaman. Akulah yang merubah batu menjadi cermin. Akulah yang telah merubah racun menjadi obat penawar.( Muhammad Iqbal)
MY IKLAN
SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA
JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN
Minggu, 21 Februari 2010
MALAM YANG APES
dua puluh satu
angka ganjil yang kau buat ganjil segala pikirku
tengah malam sehabis jam tiga lebih 25 menit itu
aku tak tahu kau yang berwajah apa dibalik tidurku
hingga jam lima pagi itu bisa merubah wajahku
menjadi beku terkemas rasa terkejut dan rasa risau
dalam durasi sepuluh menit itu
kau telah merenggut angka berjuta
yang mampu tinggalkan duka untukku dibalik tertawamu
seperti itukah cara hidupmu
yang telah rela pergi jauh meninggalkan ibu bapakmu
demi mencari kesempatan yang bisa kau jadikan duniamu
kekejaman yang kau bisa jadikan lahan pencarianmu
dan kedengkian yang kau jadikan beban bagi saudaramu
teratur dan disiplinku menjadi kebencianmu
lalai dan terlupaku menjadi cerita manis dalam bahagiamu
semoga saja engkau bukan manusia yang ingkar karena perutmu
agar orangtuamu tak merasa berdosa telah melahirkan manusia sepertimu
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Sabtu, 20 Februari 2010
BINGKAI WARNA-WARNI
mungkin saja bukan disini
pita hati bisa merekam memori
memaksa asa rasa matahati
mekar bersama mawar pelangi
yang tak ku harapkan kau
menjadi kumbang jalang
biarkan kunang-kunang
membawa lentera matahari
setubuhi malam
hinggapi tiap helai dedaunan
kabarkan mentari pasti datang
meski rembulan melukis bumi
kealam mimpi tentang esok pagi
kau pasti temui aku tetep seperti ini
sebelum lidahku kering menjadi alif suci
aku masih ingin mejadi seruling sunyi
agar suara ini tak patah sampai disini
meski sepatah demi sepatah kataku ini
hanya bisa mekar tak ubahnya mawar pelangi
demi engkau bisa mengerti
dan bisa menikmati indahnya warna warni
demi setangkai nurani dan kata hati
ingiin temui bingkai cinta kasih
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Selasa, 16 Februari 2010
CATATAN KEMARAU
pada musim kemarau itu
kau perkenalkan aku
pada bumi gersang yang tak sanggup menjadi lumpur
sehingga peluh bumi gerimis dari jantung dadaku
dan duri duri setajam tunas ilalang tumbuh dihatiku
kaukah hutan
yang menyimpan berjuta juta rahasia alam
memeluk bumi tidur bermimpi siang
hingga mendung tak kunjung menjadi hujan
kiamatkan bumi menjadi gurun sahara terbentang
Malang 17-o2-2010
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Jumat, 12 Februari 2010
SECEPAT BUNGA MEKAR
Aura cinta tergenggam erat dalam hati
Irama intonasi jiwa teriring tidurnya malam
Diskripsi hadir menerka cantiknya bayangan
Panjang dirasa kemarau musim
Bunga yang tertancap dikebun harapan mimpi
Gugur kuyup ditangkai separuh hati
Pepohonan bunga di layar selendang bidadari
Lapuk dalam gelombang air mata
Tak sempat rangkaian bunga menjadi hadiah
Untuk kumbang dan kupu-kupu menyemai kembang cinta
Waktu tak sempat mengejar mentari
Sinar cahaya merubah wajah alam
Sementara hidup ini jauh dari lampu kota
Tak sempat nikmati cantiknya Jakarta
Yang hari ini telah banjir ekstase birahi dosa
Di senyum bibir basah dusta
Tak dikenal lagi bunga bangsa di wajah wanita
Purnama gerhana terbungkus budaya
Terkelupas karisma remaja
Secepat mekar gugurnya bunga
Inilah sepintas lukisan masa
Bumipun bergoncang sedahsyat tarian wanita
Malang, 2007
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
TERKUCILKAN
Kemarin ramai
Bising bagai suara pasar
Disana tawarkan opini
Disini ideologi
Berbisik masalah silam
Kesenjangan orde lama dan orde baru
Hari ini...
Engkau semua jadi saksi
Reformamasi yang pernah dikibarkan sang Merah Putih
Hari ini melahirkan massa tak berujung
Rakyat terlalu asyik disanjung
Dalam mimpi janji sentosa dan sejahtera
Wajarlah Indonesia dalam watak budaya
Berorganisasi demi perut kenyang
Dengan gizi korupsi dan kolusi
Hukum mengasingkan rakyat bangsa
Mendapat hak asasi derajat manusia
Sebab...
Kekayaan alam menganak tirikan kita
Yang berhak menikmati
Pahit manisnya membangun bangsa sejahtera
Tapi...
Hari ini kami hanya kuasa menyaksikan
Menjadi penonton kejamnya pengasingan
Di bumi pancasila ini
Ditubuh dan di dada sayap pancasila
Janji kita hangus dibibir sumpah pemuda
Menyesakan keadilan di atas kertas
Yang hanya sesak dengan tulisan
Kami sadar
Penguasa tidak harus menjadi tuhan
Yang merubah patriotis
Menjadi cinta anarkis ideologi anak bangsa
Yang mesti jadi catatan sejarah
Hentikan dan hentikan
Walau hanya dengan suara yang lemah ini
Bila kebencian masih ternoda di dada Pancasila
Cepat bersihkan birokrasi pemerintah
Ekologi sejarah masih terbentang buat cemerlang
Angsalkan arahkan generasi
Yang punya cakar garuda ditangannya
Dan berparuh baja dilidahnya
Bersayap wawasan dan pengetahuan
Dalam cinta dan cita-cita membangun bangsa
Tolong hentikan
Jangan teruskan menjadi api kontradiksi
Jika bangsa ini masih berdenyut
Di jantung pancasila yang suci
Malang, 2007
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
UTOPIA
kala hari ini
kata menjadi bahasa
tanah menjadi bata
batu menjadi cermin dan permata
tanpak semuanya megah dan indah
katakan semuanya
karya manusia
lantas apa yang tak penuh perhiasan
semuanya pasti punya rotasi dan reputasi
harapan
keinginan
kesederajatan dan perdamaian
telah dewasa dalam usia pancasila
menjadi garuda diatas bumi pertiwi ini
kami anak bangsa
berikan kami cerita norma
berikan kami cerita sosial
berikan kami kitab undang-undang
kami tak butuh drama
dalam memperebutkan kekuasaan
jangan buat merah putih kami tersobek
walau mesti lelah mengibarkan nama bangsa
sebab kami tak rela
peluru melukai pahlawan
masih berdarah dihati kita
karena uforia mental jiwa
hentikan menjadi tuhan dalam jabatan
hentikan menjadi teroris dalam kata
hentikan system anarki dan oligarki
untuk utopia bangsa yang nyata
reboisasi wacana intelektual
reboisasi mental pahlawan yang hilang
reboisasi budaya peradaban
masih mungkin bangsa ini ditunggu zaman
menjadi bangsa yang bermoral
yang punya pengadilan dan keadilan
yang punya solidaritas bukan popularitas
sehingga kita bisa saling merangkul
menjadi kesatuan lidi bangsa
yang siap bersihkan kotoran bangsa
menuju negeri yang sejahtera
Malang, 2007
Ketekunanmu menghamba terhadap apa yang bisa membuat dirimu bahagia belum tentu jadi kebahagiaan untuk yang lain, namun berbanggalah jika dirimu mampu merasakan kebahagian dengan kerja kerasmu dalam menetapi keberanian dan kebenaran, karena di jalan itu pasti ada keberkahan dengan hidayah Tuhan
Langganan:
Postingan (Atom)