MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Jumat, 12 Februari 2010

TERKUCILKAN


Kemarin ramai

Bising bagai suara pasar

Disana tawarkan opini

Disini ideologi

Berbisik masalah silam

Kesenjangan orde lama dan orde baru

Hari ini...

Engkau semua jadi saksi

Reformamasi yang pernah dikibarkan sang Merah Putih

Hari ini melahirkan massa tak berujung

Rakyat terlalu asyik disanjung

Dalam mimpi janji sentosa dan sejahtera

Wajarlah Indonesia dalam watak budaya

Berorganisasi demi perut kenyang

Dengan gizi korupsi dan kolusi

Hukum mengasingkan rakyat bangsa

Mendapat hak asasi derajat manusia

Sebab...

Kekayaan alam menganak tirikan kita

Yang berhak menikmati

Pahit manisnya membangun bangsa sejahtera

Tapi...

Hari ini kami hanya kuasa menyaksikan

Menjadi penonton kejamnya pengasingan

Di bumi pancasila ini

Ditubuh dan di dada sayap pancasila

Janji kita hangus dibibir sumpah pemuda

Menyesakan keadilan di atas kertas

Yang hanya sesak dengan tulisan

Kami sadar

Penguasa tidak harus menjadi tuhan

Yang merubah patriotis

Menjadi cinta anarkis ideologi anak bangsa

Yang mesti jadi catatan sejarah

Hentikan dan hentikan

Walau hanya dengan suara yang lemah ini

Bila kebencian masih ternoda di dada Pancasila

Cepat bersihkan birokrasi pemerintah

Ekologi sejarah masih terbentang buat cemerlang

Angsalkan arahkan generasi

Yang punya cakar garuda ditangannya

Dan berparuh baja dilidahnya

Bersayap wawasan dan pengetahuan

Dalam cinta dan cita-cita membangun bangsa

Tolong hentikan

Jangan teruskan menjadi api kontradiksi

Jika bangsa ini masih berdenyut

Di jantung pancasila yang suci

Malang, 2007

UTOPIA

kala hari ini kata menjadi bahasa tanah menjadi bata batu menjadi cermin dan permata tanpak semuanya megah dan indah katakan semuanya karya manusia lantas apa yang tak penuh perhiasan semuanya pasti punya rotasi dan reputasi harapan keinginan kesederajatan dan perdamaian telah dewasa dalam usia pancasila menjadi garuda diatas bumi pertiwi ini kami anak bangsa berikan kami cerita norma berikan kami cerita sosial berikan kami kitab undang-undang kami tak butuh drama dalam memperebutkan kekuasaan jangan buat merah putih kami tersobek walau mesti le
lah mengibarkan nama bangsa sebab kami tak rela peluru melukai pahlawan masih berdarah dihati kita karena uforia mental jiwa hentikan menjadi tuhan dalam jabatan hentikan menjadi teroris dalam kata hentikan system anarki dan oligarki untuk utopia bangsa yang nyata reboisasi wacana intelektual reboisasi mental pahlawan yang hilang reboisasi budaya peradaban masih mungkin bangsa ini ditunggu zaman menjadi bangsa yang bermoral yang punya pengadilan dan keadilan yang punya solidaritas bukan popularitas sehingga kita bisa saling merangkul menjadi kesatuan lidi bangsa yang siap bersihkan kotoran bangsa menuju negeri yang sejahtera Malang, 2007

Rabu, 10 Februari 2010

CARETA DARI DHISA



enalekana sampean oneng
dha' ka malaratte reng dhisa
sabban are nyandhang sossa
masakola'a anak pota aromasa ta koasa

oreng dhisa
sabban are are ajalani hal se biasa
arabat bu tombuan se etamen e saba
se sama sakale torkadang ta' aromasa
ja' odi'na bagian dari masyarakat bangsa

oreng dhisa
adi' alaban musem tor masa
ojan angin ta' ekasossa pon ekabiasa
edalem ajalani malarat tor nyangsara
se tor kadang ta' etangale sareng pamarenta

oreng dhisa
manussa kental budaya
syarat sareng tontonan etika
sabban are kental ataretan sareng tatangga
setor kadang lebbi mele pote tolang katembang pote mata


Malang, 10 Pebruari 2010

Selasa, 09 Februari 2010

CERMIN



ribuan nyawa melayang

ribuan rakyat sengsara

ribuan wanita jadi mangsa

kemiskinan rata dia atas bangsa

keperawanan wajah bangsa sirna

bibir politik menguak

menata barisan melestarikan

kecurangan dan kemaksiatan

sesak di atas muka bumi ini

menjadi kembang bencana

mengundang murka tuhan

pemerintah zalim pada rakyat

pengusaha khianat

sepanjang hayat

keadilan hanya wacana

toleran dan pluralisme

hampa dan mati dalam nurani

nyaris kemiskinan negeri ini

menjadikan bangsa yang kafir

pada nikmat dan nurani

izinkan kami tuhan

berteriak mencari keadilan

beri kami petunjuk jalan

menuju jihad kodrat hidayahmu

malang, 2009

Senin, 08 Februari 2010

NAHKODA NEGERI



*untuk mengenang teguran alam dalam berbagai kejadian*

konon
kemarin
hari esok
masa yang akan datang
adalah sekarang
dimana kita dan kapan milik kita
alam cukup bijak menegur kehidupan
dalam lemah diri bersaksi pada kuasa Ilahi
air tuhan bagitu cepat menelan kehidupan
di bumi alam serambi Mekkah
ribuan nyawa tak sedetik sempat berair mata
sehingga pantas kita bertanya
apa yang salah dengan manusia
di perut alam yang indah sejahtera
kehidupan adalah denyut nadi dan jiwa yang satu
di bawah lentera rembulan dan matahari
untuk manusia mencari yang hakiki
mereboisasi kejalan Ilahi
di atas hamparan sejadah bumi ini
hendaklah sujud menjadi essensi pengabdian diri
sebagai poros alam dan pasak bumi
sebab manusia...
adalah khalifah bumi
mahkota dan nahkoda negeri
disini hanya ada satu jawaban untuk kita
cerminkan uswah ujudkan amanah
sebagai suratan tuhan
manusia terlahir di atas dunia
di detik ini palingkan wajah
menoleh pada bumi jogja
sebata langkah
marilah kita amati dada bumi Sidoarjo
yang hari ini berdarah
terpercik diseluruh jiwa pancasila
ada apa dengan ini semua
kita hanya bisa diam
mungkin hanya bisa menjawab dengan hati risau
sebab takkan ada kerusakan
tanpa kita membuat kerusakan
takkan ada dendam alam
kala kita arif dalam memenfaatkan
takkan ada kemarahan bumi
kala manusia melestarikan alam
sebagai amanah
normatif alam dan hukum tuhan

Malang

Minggu, 07 Februari 2010

CANTIKMU YANG TAK KU TAHU



ingin menyapamu
tapi aku tak tahu
dengan bahasa apa untuk memanggilmu

ingin ku tahu raut cantikmu
tapi tak tahu dengan indra yang mana untuk mengintaimu
anggunmu yang bisu hadir dikalbuku

menggapa engkau tak menjelma saja
sebagai awan, angin, udara dan embun yang indah
agar aku bisa mengenalmu di dasar dedaunan yang hijau

tapi entahlah
mungkin itu suratan takdirmu
menjelma cahaya mengenalkanku pada bayangan

disanalah dapat aku temukan
tiadamu dalam keberadaan
samar cantikmu menjadi keindahan

sehingga tak tahuku menjadi pengetahuan
tak kenalku menjadi pencarian
sampai indraku mengerti sempurnanya kecantikan

Malang, 7 Februari 2010