MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Senin, 04 September 2017

ERA TEKNOLOGI NON REBOISASI

Teknologi datang
Sebagian kalangan tersenyum
Diantara yang kebingungan
Seakan telah datang dunia baru peradaban
Namun manusia tetap sebagai manusia
Semakin langka menggunakan logika
Bahkan bahasa menjadi senjata buta
Melintasi planet tanpa norma dan etika
Mencaci sesama seakan biasa
Menghancurkan reputasi seakan lumrah
Keberanian tak ada ubahnya keberingasan
Dijadikan jalan alternatif untuk saling menikam
Berdalih ideologi seakan didunia mewakili tuhan



Sisi Lain Pembodohan

Andaikata cendekiawan ilmuwan
Mugkin bangsa ini telah merdeka
Dari kejamnya pembodohan
Tapi lantaran pengetahuan hanya label murahan
Menjadi tak ada persoalan
Jika wakil rakyat komersil jabatan
Demikian dongeng dari situasi perkantoran
Kepentingan bisa diatur 
Sesuai tensi kekuasaan
Korupsi bisa direncanakan
Berdalih berkembangnya masa depan
Entahlah masa depan siapa


Rabu, 18 Maret 2015

GILA KAU JADI EKTASE RINDUKU TUMBUH

Kau...
Pernah membawaku berkhayal kealam yang bisu
Memaksaku melamun tenggelam dalam rasa rindu
Seakan rasa gila setiap waktu merayu dan mencumbuiku
Saraf-saraf lusuh hanyut dalam arus aliran cintamu
Kau...
Bayang bayang terindah yang pernah berlumut hijau dijiwaku
Menyejukkkan ektase yang terus tumbuh menjadi rindu setiap waktu




BAGAIMANAKAH UNTUK MENILAI DAN MENGHARGAINYA

setiap kali mencoba pikirkan kaum perempuan
bagai tak ada yang bisa untuk dilukiskan 
apakah sebenarnya hidup ini
memang tak berdaya
memaknai kaum perempuan
yang menyimpan berjuta misteri yang maya
ataukah memang kodratnya dizaman ini
kaum perempuan mengobral kehinaannya
hingga yang mewakili popularitas
bukan nilai Muslimahnya tetapi memarnya
diujung birahi
perempuan adalah surga dunia
perhiasan tanpa hina
dalam pentas nurani
perempuan adalah anugrah Ilahi
yang tiada duanya
bagaimanakah hendaknya
dan sewajarnya memposisikannya
demi menyaksikan kembali
kaum Hawa yang terangkat derajatnya
disaat tak satupun utusan Tuhan dan Kenabian turun dari langit
namun tercipta dalam peroses kelahiran
yang konon setiap seorang ibu
adalah madrasah kehidupan
cantik, indah dan lembut
itukah hakikat perempuan yang sesungguhnya...?
putri kerajaankah, putri ulama'kah
dan ataukah yang berlabel jilbab itukah
sebagai Muslimah tiang jendela bangsa
susah rasanya bercampur sedih menyaksikannya
seakan tak tersisa sejarah Maryam
di ujung zaman yang semakin fana