MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Rabu, 18 Maret 2015

GILA KAU JADI EKTASE RINDUKU TUMBUH

Kau...
Pernah membawaku berkhayal kealam yang bisu
Memaksaku melamun tenggelam dalam rasa rindu
Seakan rasa gila setiap waktu merayu dan mencumbuiku
Saraf-saraf lusuh hanyut dalam arus aliran cintamu
Kau...
Bayang bayang terindah yang pernah berlumut hijau dijiwaku
Menyejukkkan ektase yang terus tumbuh menjadi rindu setiap waktu




BAGAIMANAKAH UNTUK MENILAI DAN MENGHARGAINYA

setiap kali mencoba pikirkan kaum perempuan
bagai tak ada yang bisa untuk dilukiskan 
apakah sebenarnya hidup ini
memang tak berdaya
memaknai kaum perempuan
yang menyimpan berjuta misteri yang maya
ataukah memang kodratnya dizaman ini
kaum perempuan mengobral kehinaannya
hingga yang mewakili popularitas
bukan nilai Muslimahnya tetapi memarnya
diujung birahi
perempuan adalah surga dunia
perhiasan tanpa hina
dalam pentas nurani
perempuan adalah anugrah Ilahi
yang tiada duanya
bagaimanakah hendaknya
dan sewajarnya memposisikannya
demi menyaksikan kembali
kaum Hawa yang terangkat derajatnya
disaat tak satupun utusan Tuhan dan Kenabian turun dari langit
namun tercipta dalam peroses kelahiran
yang konon setiap seorang ibu
adalah madrasah kehidupan
cantik, indah dan lembut
itukah hakikat perempuan yang sesungguhnya...?
putri kerajaankah, putri ulama'kah
dan ataukah yang berlabel jilbab itukah
sebagai Muslimah tiang jendela bangsa
susah rasanya bercampur sedih menyaksikannya
seakan tak tersisa sejarah Maryam
di ujung zaman yang semakin fana









INGIN KUSEMBUNYIKAN SEGALA RASA

badai itu tetap manamparku
meskipun jiwa ini
selalu aku sembunyikan pada takdir ilahi
perih ini tetap memaksaku mengeluh
meskipun puing-puing kehancuran
telah aku sandarkan pada hukum alam
masih berapa banyak kekecewaan Tuhan
harus mengendap dalam sedihnya kehidupan
menguji segala kesabaran berbuah kebahagiaan
sekalipun segala cobaan seakan tanpa sandaran
menyisakan segala catatan dalam kesidihan
tentang masa lampau yang seakan tampa tawaran
dari hargadiri yang murah diasingkan rupiah










Selasa, 10 Maret 2015

BISAKAH JADI PAHLAWAN BUKAN KARENA UANG DAN JABATAN

satu Tuhan
Tuhan kita
persatuan tuan
bukan demi Tuhan

jangan takut keributan
kehancuran pasti datang
mengancam tuan
agar tuan pulang
menghadap Tuhan
loporan berantakan
kepentingan masa silam
membakar api neraka
disimpang jalan
bayangan suram
kesal kelam semakin hitam
neraka tak padam
sepanjang bayangan
alam terlalu sempit
untuk permainan
kebohongan,
kemunafikan
dan kedzaliman
hidup bukan bangun
dari tidurnya khayalan
menjadi makhluk
adalah kenyataan hukum alam
lalu mengapa kalian lebih suka menjadi pecundang
apakah jalan tuhan telah sempit dimuka alam
sehingga tak ada cendikiawan yang mampu jadi pahlawan
jika bukan karena uang dan jabatan





SKETSA KEJAMNYA PEMBODOHAN


Saat sore merebahkan waktu memeluk malam
Perasaan berbayang pengemis di alam khayalan
Mimpi-mimpi yang merantau kealam pikiran
Teramat kejam ditentang kenyataan
Musim yang didambakan seakan enggan datang
Lalu kemarau membakar rumput jalanan
Akulah yang kecewa dibalik pintarnya cendekiawan
Akulah yang merana diantara cerdiknya hartawan
Hingga hari ini tak ada yang pantas dibanggakan
Tak ada pahlawan lantaran tingginya jabatan selain pembodohan


KISAH KLASIK DARI SEPATU MURAH

Lantai kristal itu terlalu licin
Untuk sepatu murah menapakkan langkah
Gengsi yang nampang di gedung mewah
Menghanguskan kerja keras kejamnya rupiah
Seakan tak pantas untuk makhluk anak desa
Apalagi untuk mengawinkan insting logika dan realita
Mungkin cuma cukup jadi santapan cerita

NYALI SEBATAS GEDE GENGSI

tak kurang pendidikan tapi lemah semangat perjuangan
tak netral segala aturan tapi etika seakan disembunyikan
tak musnah pengajian tapi tak berkurang kemaksiatan
bertender gedung-gedung pembangunan tapi tak terlihat perubahan
berjuta sarjana berhamburan, bertambahnya kemiskinan tak ketinggalan
banyak solusi ditawarkan, semakin membumbung problematika tak terselesaikan
dulu tak ada jual beli kepentingan, hari ini komersil jabatan
inikah kemegahan alam yang engkau tawarkan?
untuk menunjukkan hasil kawin sirri pengetahuandan gengsi jabatan