MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Sabtu, 26 Desember 2009

BERITA DARI KUBURAN


dimanakah kebanggaanmu telah kau sembunyikan
dan dimanakah ketampananmu masih dapat engkau sisakan
bila ragamu hanya tersisa sebatang kerangka tulang
harta, tahta yang pernah menyilaukan mata
bahkan terkadang bisa membuat kita gila
semuanya terpisah cukup terjadi di alam dunia saja
daging-daging yang pernah membuat kita merasa gagah
di kuburan mungkin tak lagi bisa menjaga tulang-tulang berserakan
yang kita tak sadar pasti menjadi telanjang dalam kuburan
pernahkah kita pikirkan
jika tidak, marilah sejenak kita renungkan
agar kematian tak hanya menjadi upacara penanaman bangkai
yang tak akan pernah tumbuh sebelum hari kebangkitan
jadi..........!!!!!!
kepada siapakah kita akan mengadu
bila daging-daging harus jadi santapan cacing yang menunggu
bila bumipun menghimpit laksana musuh sepanjang waktu
mungkin hanya amal baik yang akan dapat membendung segala jerit
mungkin hanya keimanan yang kokoh yang akan bisa menjaga raga yang utuh

Jumat, 25 Desember 2009

KETIKA MANUSIA TERLUPA


tangis tawa
simpanlah...............!!!!
susah sedih
pendamlah...................!!!!
Allah telah jadi saksi atas segalanya
diam dan berkata semuanya adalah hampa
hanya di jalan hidayah semuanya akan menjadi sempurna
tak usahlah merasa bangga
apalagi merasa mulia
jangan pernah merasa besar hati bila hanya karena iri
jangan pernah merasa kasihan bila hanya karena demi perhatian
kadar kemanusiaan semuanya sama dalam kekuasaan Tuhan
jangan lagi pernah tawarkan hitam putih
bila semuanya itu memang tak diinginkan
tapi juga jangan hanya diam menyaksikan pertunjukan kemungkaran
bila kita memang ingin sadar
jika diri ini bukan hanya hamba bokong dalam keindahan
kekhalifahan itu bukan karena kekayaan
kegagahan itu bukan karena tubuh kekar penuh kekuatan
bahkan energi kehidupan itu tidak identik dengan keberanian
tapi kenapa hidup kita harus krisis kesopanan
dan juga harus miskin kejujuran dan kaikhlasan
siapa yang telah mengubah budaya kita
yang seharusnya istiqomah dalam menjadi hamba Allah
kenapa harus menjadi lebih qonaah demi tahta
siapa yang telah merubah kesepakatan bermusyawarah
digantikan dengan kebiasaan saling serakah
yang seakan menghilangkan perdamaian sesaudara
mungkinkah insan yang bernama manusia telah banyak yang terlupa
bahwa dalam kehidupan ada hak-hak dan kewajiban kepada Allah

Kamis, 24 Desember 2009

SATU NAMA DI TEPI HATIKU


Ku ucapkan selamat berbahagia
Walau disini harus mengenang keranjang hampa
Yang engkau tinggalkan sebagai kenangan
Waktu musik cinta pernah menghibur bahagia
Kita terlelap dalam barisan langkah satu rasa
Hingga namamu terselip di tepi hatiklu
Aku tak perduli
Sekarang engkau milik siapa..?
Sebab ku tahu kita pernah milik cinta
Walau ku tahu terlampau sudah
Turunnya gerimis air mata iba
Musim berbeda terlanjur melukai cinta
Relakanlah namamu jadi bait abadi hati
Tersyairkan sendiri bagai katamu yanng terpatri
Saat engkau untaikan kalimat janji putih
Dengan bahasa mekarnya bunga agungkan cinta
Terasa dua nadi berdenyut dalam darah cinta
Membekas bagai gelombang kandaskan diriku
Menggapai dermaga pulau hatimu kembali
Hingga cinta berair mata ditelan masa

PAHAT NAMAKU DALAM CAHAYA BULAN


Bila kau tak dapat memandangku
Tak bisa tersenyum di sisiku
Terlarut dalam rindumu yang beku
Terulur tanganmu
Hanya dapat memeluk bayangku
Pijaklah malam jadi purnama hatimu
Pahat namaku dalam cahaya rembulan
Akan kau dapati sinar terang
Jadikanlah maha cahayamu lentera jalan
Gapai aku di kota harapan
Aku masih milikmu
Walau debu-debu telah kering
Dari air mata
Menjadi daratan abu dan arang
Di hatiku masih tersisa namamu

KENANGAN


Ku catat di ruang jiwa
Jadi legenda perih surga
Cerita hasrat larut dalam buih
Menata bayangan kekal
Menjadi hembus nafasnya
Aku kalah
Menyerah pasrah
Lumpuh terkuyup air mata
Kecerobohan terlanjur menelan jiwa
Tersisa bagai kotoran sampah
Hampa perjalanan
Terasa asing semuanya
Hanya kuasa mengenang
Sang kekasih tinggalkan senyum
Tapi kutahu semuanya
Sang surya telah meninggi
Cahaya mentari telah mengisap embun pagi
Aku terpuruk resah dan terluka
Pada siapa…?
Akan aku adukan lara
Dan dimana……?
Akan aku petik obat madu cinta
Hanya kenangan
Yang aku bisa jadikan
Kebangkitan masa

Sabtu, 19 Desember 2009

MENCARI SINAR PAGI YANG HILANG


baru aku sadari
dalam perantauan mencari hidupku ini
jatuh bangun masalahpun silih berganti
sehingga yang aku mengerti hanya tak ingin kehingan harga diri
ingin memberi yang berarti
tapi terasa tak mengerti harus diapakan sebatang raga ini
yang di tawarkan alam seakan terlalu sadis buat diri
tapi terpaksa aku biarkan laksana mentari
yang mesti pulang ke ufuk manghribi
aku disini tetap menunggu sinar mentari pagi
meski harus menepi dibalik fajar-fajar kehampaan diri
yang tak pernah usai terus dilanda sedih
jalanku bagai menapaki malam sepanjang hari
mengejar bintang aku terasa lelah di pagi hari
memanggil rembulan suaraku sampai menjadi lirih
rasa megeringpun terasa dalam tenggorokan perih dan letih
masih mungkinkah........!!!
masih adakah jalan terbata..........!!!
masih adakah waktu tersisa.........!!!
disini aku menanti sinar pagi yang indah
yang telah ku lukiskan dalam mimpi sepanjang masa

Kamis, 17 Desember 2009

RENUNGAN 1


marilah sejenak
kita gunakan pikiran
renungkan yang telah bisa kita lakukan
seberapa baik sebenarnya kita terhadap sesama
seberapa peduli kita terhadap semesta
ataukah kita telah tak seperti apapun dan siapa-siapa
bahkan tak sadar bahwa diri ini hanya rongsokan bangkai
yang terkadang sering merasa gagah dan bangga selalu ingin dipuja
bahkan tak sadar diri ini hanya bisa jadi podium kepentingan
diatas keinginan siapa dan untuk siapa pula
karena keegoisan itu telah memperhamba segala keinginan dalam rasa
mungkin sudah saatnya
sekarang kita menelaah orang-orang yang berjasa terhadap hidup kita
mungkin detik ini sudah waktunya
kita balas budi pada orang yang selalu memberi kepercayaan untuk kita
demi hari ini kita bisa meninggalkan kebencian
demi hari ini kita bisa membangun persaudaraan
demi hari ini kita bisa membangun persahabatan
demi hari ini kita bisa merasa bangga dalam perdamain
demi hari ini kita mengakui sebagai manusia hamba Allah
yang bisa ikhlas dalam menetapi istiqomah dalam kesabaran

Minggu, 13 Desember 2009

AKU BUTUH CINTA YANG LAIN


aku butuh cinta lain
meski cintaku padamu menancap dalam di jantung kalbuku
aku butuh cinta lain
meski kenangan bersamamu telah membuat aku terasa tak mampu
aku butuh cinta lain
meskipun aku terasa tak tega meninggalkanmu
aku butuh cinta lain
meski separuh jiwa seakan tersisa dalam dirimu
aku butuh cinta lain
meski kepercayaanku terasa membeku dalam keberadaanmu
aku butuh cinta lain
meski rasa sayang itu bagai gema takbir dalam beduk dadaku
aku butuh cinta lain
meski gerimis air matamu mungkin mesti terjatuh
aku butuh cinta lain
aku butuh cinta lain
aku butuh cinta lain
aku butuh cinta lain
karena percaya pada diri sendiri aku sudah terasa tak mampu
maafkan aku mungkin harus buat keputusan di jalan terakhirku
hanya karena aku merasa tak mampu membuat dirimu percayai aku
dalam keadaanku yang lemah
terlanjur menaruh rasa percaya padamu karena cinta
maafkanlah aku
mungkin telah suratan bagiku tinggalkan semuanya

GALAU


sampai detik ini langit tepat diatas kepalaku tampak mendung seraya menggambarkan runyam dalam galau segala firasatku yang tak menentu dan aku serasa semakin tak tahu mengapa hidupku terjerat keadaan yang tak bisa aku mengerti kenapa semua ini mesti aku alami.
tapi biarkanlah ku hamparkan tubuhku yang memang tak berharga ini pada kedinginan yang mengajakku pada keadaan lebur membaur dalam segala derita sehingga kabutpun memerkosa segala yang aku rasakan di antara cinta, luka tersiksa bahkan antara ada dan tiada.

Batu, Payung, 13-12-2009/00:15

Rabu, 09 Desember 2009

ZAMAN BERGESER KE ERA JAHILIYAH


nonton berita di televisi tiap detik
hati rasanya terusik dan berbisik
kebiadaban terjadi seakan merata
orang miskin nyaris kafir jadi korban keadaan yang nyata
sehingga menjadi buta peradaban dan etika
seakan sudah tak bisa dibendung
profesionalitas manusia bergeser ke era modern ala jahiliyah
memang hal ini telah di gambarkan dalam suatu hadis yang nyata
bahwa pada suatu masa:

Pemimpin seperti singa
Mentrinya seperti srigala
Penegak hukum mentalnya seperti anjing
Manusia bermental seperti binatang

mungkin semua itu telah terjadi hari ini
di balik kehancuran peradaban pemimpin
secara tak sadar kita telah hidup dalam kekejaman
mungkin inilah ala jahiliyah di zaman yang tanpa keadilan

Senin, 07 Desember 2009

Cukup Engkau Baca Saja Jangan Dieja


teramat sukar aku ceritakan pada kalian
teramat berat aku pendam dalam bayangan
terasa ingin kadang aku adukan
bahkan tapi terkadang juga ingin diabanggakan
sungguh bimbang
tak percaya menjadi tersiksa, merasa sebaliknya terasa sama saja
pasrah sama mereka saja terasa tak wajar
memaksapun terasa semakin kurang ajar
hanya diam senyum mungkin akan dianggap sebagai wayang
mengejar terus melawan terasa semuanya hanya semakin hambar
begini salah
begitu susah
talah demikian parah
sehingga demikian terasa tak bisa dimengerti
akupun juga tidak pernah tahu harus berbuat apa
tapi kenapa
seakan ada yang melarang aku bertanya pada mereka
ku coba biarkan saja terserah mereka
tapi kenapa kadang terasa tak rela
memang susah ya menjadi mereka
bahkan aku dan dirimu menjadi makna kita saja sudah tidak bisa
ya sudah lah..........
ambil hikmahnya saja
karena kita memang tercipta dari bentuk yang sama
salah dan berbeda itu memang hakikat kita sesungguhnya

DARI PIKIR KE DZIKIR

ingin rasanya menangis
karena hidup tak sekreatif hamba Allah di masa yang telah lalu
ingin rasanya mengeluh karena hikmah tak seberarti
seperti yang telah diwariskan para waliyullah dan para Nabi
ingin rasanya kembali ke zaman kerajaan yang penuh budi
hanya saja masih takut menyembah raja bukan karena Ilahi
tapi biarkanlah kami merenung manikmati dzikir fikri
apapun yang telah menjadi takdir di muka bumi
tetap akan kami tafsir dengan surat-surat dalam firman Ilahi
dalam kalimat Allah................
akan kami agungkan segalanya dalam raga sepenuh jiwa
dalam kalimat masya.........Allah.........
akan kami panjatkan segala rasa takjub
atas semua yang telah diciptakan-Nya menjadi indah
dalam kalimat Alhamdulillah..............
akan kami himpun segala daya untuk memuji keagungan dan kebesaran-Nya
tak ada yang pantas disembah kecuali Allah............
tak ada yang pantas diagungkan kecuali Allah............
tak ada yang pantas ditakjubkan kecuali keindahan ciptaan Allah...............
Maha cahaya dari segala rasa
bila iman di dada selalu mengantarkan pada mengingat Allah..........
sehingga nadi-nadi berdenyut menggerakkan pikir menjadi dzikir

WAJAH BANGSAKU YANG KUSAM


menyaksikan bangsa ini
nayaris terasa bizing jual-beli kata-kata saja
teriakan fitnah, pengaduan ketidak adilan
semuanya seakan menumpuk ke tampuk Jakarta sana
sebenarnya mau diapakan bangsa ini
kok setiap hari yang tampak di negeri pancasila ini
hanya wajah-wajah beringas yang seakan telah terlatih menjadi ganas
yang penuh rasa cemas dan ketakutan bagai manusia ATEIS tanpa Tuhan
laksana anak ayam yang akan diterkam buasnya elang
disini sebagai kaum muda
miris nyaris terasa tak rela
bila bangsa tercinta ini
seakan hanya milik beberapa orang saja
jika kita harus bertanya
kenapa sekarang seakan semuanya memperebukan kebenaran????
tapi dibalik itu semua seakan membara kebencian
sehingga seakan tak ada jalan untuk perdamaian
mengapa bangsa yang dibangun dengan semangat juang
hanya melahirkan manusia yang haus kemenangan
apakah mereka telah lupa tentang tenggang rasa
sehingga saling menghancurkan itu menjadi hal yang kaprah
bahkan dianggap wajar-wajar saja
kami yakin mereka tidak buta peraturan
entah kenapa mereka menjadi buta hati
seakan tak bisa menilai martabat kemanusiaan
mungkin maunya mereka menjual bangsa ini saja
karena sama halnya sudah tidak ada keadilan dan pengadilan
beginilah wajah bangsa kita hari ini
yang hanya kaya dengan tumpukan sampah-sampah
ramai tak melahirkan apa-apa
kaya juga tak bisa mencukupi apa-apa
jadi bagaimana akan bisa menjadi negeri yang sejahtera
bila orang pintar hanya mampu berdebat semata
seakan-akan sudah ingin menjual bangsa
sehingga disini kami tak tahu lagi harus berbuat apa???
meskipun tak henti berharap orang-orang miskin menjadi merdeka
pejabat dan orang kaya tak hanya berdebat tanpa realita
maka demi bangsa kami tetap menunggu berita merdeka

Jumat, 04 Desember 2009

RINDUKU KEPADA RASULULLAH

Perjalanan malam larut dalam aku
Seboyan membeku bersama kebisuan
Berat terasa mengeja memanggil memuji nama-Mu
Bagai terlepas seluruh kekuasaan
Melekatnya tubuh di raga tersisa ujud-Mu
Yang berat manata dunia hidup
Di antatara yang dapat aku menyentuh
Lentera pijar-Mu terang mengiring dzikir
Aku rindu merajud legenda dalam sejarah-Mu
Entahlah janji kebangkitan
Mesti sedetik dalam naungan-Mu
Rinduku hanya dapat ku tuangkan
Dalam kalimat tak henti menyebut nama-Mu
Karena hanya dinding hati menjadi milikku
Mengalir bersama hidayah mu’jizat-Mu
Tiadalah yang pantas di petik dalam kuasaku
Aku hanya hidup sebatas yakin dan percaya
Senyum-Mu suci menjadi lentera bumi langit
Di utus-Mu kealam dunia menjadi rahmat sempurna
Rasulullah
Engkau menjadi rahmat bagi seluruh ummat
Engkau menjadi permata yang abadi sepanjang abad
Rasulullah
Jangan tinggalkan kami
Di tengah makhluk bertuhan budaya
Di zaman ini
Ketika manusia instant menjadi dewa
Seakan menjadi berhala minta di sembah

ASA DALAM DO'A


Tuhan…
Kami yang menghitung hari terasa panjang
Kami yang mendiami malam terasa suram
Kami yang tak bisa menikmati
Bertaburan kilauan bintang
Dalam dunia kami seakan alammu sempit
Seakan kami tidak pernah bertemu purnama rembulan
Mentari terasa membakar kerongkongan gersang
Perjalanan terasa semakin jauh asingkan tujuan
Kami terus melangkah bersama sepi
Seakan teriring musik sunyi bernyanyi
Asa terasa lapuk kandas di batas berjuta rasa
Sengsara
Tersiksa
Terpapa
Semuanya terpenjara di gubuk jiwa
Tuhan
Ijabahkan pinta hambamu yang lemah
Karuniai hidup sederhana sangkar jiwa sempurna
Kami hanya ingin menikmati
Bagaimana hidup menjadi indah
Seindah alam yang Engkau cipta
Seindah dataran bumi yang Engkau tata
Seindah musik hempas laut yang Engkau dentingkan
Tak henti menjadi debur sura jiwa kami
Tuhan
Seluas cakrawala langit-Mu
Ingin kami lukis dengan kalimat doa
Yang mengucurkan gerimis air mata
Demi hanya ingin kami
Menjadi hamba-Mu yang suci

SURAT PUTIH BUAT SANG SAUDARI


Saudariku yang terhormat
Engkau nadi dalam kehidupan bangsa
Engkau jantung mahkota generasi
Engkau pertapaan benih kehidupan
Yang bisa melahirkan nafas jiwa merdeka
Saudariku yang terhormat
Engkau figura sangkar budaya
Engkau kaligrafi indah yang nyata
Engkau hakikat bunga bangsa
Sebagai tiang humanisasi baldatun toyyibah
Saudariku yang terhormat
Dogma norma akan terwujud makna
Jikalau wanita berbusana etika
Tidak menjadi purnama pingsan di gedung hedonisme
Yang mabuk dalam birahi alkohol cinta
Saudariku yang terhormat
Ketahuilah…………!!!!
Wanita bagai arak di meja hidangan
Jikalau dirimu tak hidup di istana kerajaan
Dirimu akan jadi santapan jalanan
Saudariku ………..!!!!
Paksakan hidup di dunia bertuhan
Jadikan agama mahkota kewibawaan
Ciptakan di setiap loangkah terbatamu
Surga kesejahteraan dan perdamayan
Saudariku……!!!
Sadarlah kodratmu sebagai perhiasan di atas dunia
Ciptakan darah cintamu
Dalam nadi imadul bilad
Gubahlah kidung detak jantungmu
Sebagi karang dermaga imaduddin
Niscaya hadir di halaman bumi ini
Siti Hawa bangsa
Niscaya akan hadir wanita bangsa
Menjelma sebagai Khatijah
Pewaris sejarah wanita Ummul Mu’minin
Niscaya akan terlahir dari Maryam yang kedua
Yang ku harap pada engkaulah saudariku
Dari semidi pertapaan surgamu
Uswah pembaharu
Dengan bendera Rohmatal Lil Alamin
Demi sangkar budaya zaman

Kamis, 03 Desember 2009

PENCARIAN


Jalan terpanjang
Perhiasan terindah
Puncak kebahagiaan tertinggi
Bagai bendera di ujung piramida cinta
Aku asing dari itu semua
Roh cinta hanya bisa jadi hebusan nafas
Hadirku seakan usang
Paksakan menjemput hidayah tuhan
Sebab aku
Bukan emas dan intan perhiasan
Takkan pernah seindah bahasa
Takkan pernah selembut sutra
Takkan pernah sejernih air
Ku tak punya pakaian kasih sayang
Hanya jiwa bertuhan
Yang ingin jadi piala kehidupan
Karena aku hampa lahir di atas dunia
Terasing yatim yang takku tahu
Tak punya ayah
Tak punya keluarga
Tak punya masyarakat
Tak punya pemimpin agama
Tak punya pemimpin bangsa
Tak punya pemimpin Negara
Yang ku tahu mereka perusak dunia
Mereka penghianat kemiskinan
Mereka penghianat bangsa
Karena mereka tak pernah punya cinta
Sehingga pencarian hidup damai sejahtera
Tak kunjung menjadi wacana dewasa
Walau setiap jiwa terlindung Merdeka
Dalam catatan jiwa Pancasila

GADISKU


Engkaku bagai arak
Mengalir bersama darahku
Jadi penenang menghias bayangan
Hingga kataku
Tak mampu ku puisikan
Bahasaku
Tak mampu untuk aku kidungkan
Engku lebih indah dari pahatan lukisan
Menjadi bahari purnama hati
Gadisku
Merah mentari tersenyum
Engkau nampak lebih cantik di sisiku
Menjadi mimpi bayangan
Tak dapat aku genggam
Hidup di bilik sanubariku yang dalam
Bagai gubahan seribu mawar
Mekar dalam suci putihnya melati sukma
Inikah cinta. ?
Yang merayap halus ke belahan hati
Menjadi kesucian abadi
Meski tak mampu diuangkap maknanya
Mungkin tuhanlah mengerti semuanya
Tentang engkau gadisku
Sebagai rahasia terindah hidupku