MY IKLAN

SELAMAT DATANG DI DUNIA INSPIRASI YANG PENUH RASA

JIKA HALAMAN INI MERUPAKAN SEBUAH PINTU, DARI MANA SAJA BOLEH MASUK DEMI MEMBANGUN SILATURRAHMI FIKRI, JIKA JENDELA HALAMAN INI BAGAI DANAU SIAPA SAJA BOLEH MANDI DAN BERENANG BAHKAN JIKA HAUS BOLEH MINUM JIKA BISA MENJADI SEBUAH HIKMAH, KARENA HALAMAN INI DI PELIHARA DEMI SEBUAH RUMAH SENI SASTRA YANG INGIN JADI RUMAH PENGETAHUAN. SEMOGA YANG MAMPIR SELALU MENDAPAT KEINDAHAN




Minggu, 29 November 2009

BAIT-BAIT DI AKHIR JEJAK CINTAKU

dalam sakitku yang terus terjadi terasa menghantui kematian diri
saat jiwa terasa dirajam terpasung dalam keranda cinta
terasa pasrahku datang dalam gelisah membara tanpa asa
cintaku terhadap diri semakin menakutkanku merasa terluka karena patah hati
dalam keruh jiwa dan perasaan kalut ini
tak lagi bisa terpikir seperti apakah sebenarnya dia mencintaiku
kata putus, bisikan berakhir terasa terdengar jelas dalam seluruh indraku
sehingga aku tak mampu lagi melawan kebisuan diri meski harus membuang kata hati

dalam keadaan yang sedemikian ini aku seakan sudah tak sadar
apakah aku yang sebenarnya telah melawan kodrat takdir Tuhan
bahwa sesungguhnya semuanya adalah ujian ketulusan dan keikhlasan
tapi terasa semuanya sudah terlanjur cinta yang begini tercatat dengan tinta yang dibuat
dari arang

maafkanlah hambamu ini Tuhan................!!!!!
yang mesti sanggup menghilangkan indahnya cinta menjadi kenangan
berhari-hari ditawarkan memohon dan meminta kepusan
mengemis ikhlasnya perempuan pujaan memberi izin menerima kenyataan
sebab perbincangan panjang mencari keputusan dalam ketulusan
hanya semakin jauh mengasingkan cinta dalam ketergantungan
di malam hari ini cinta telah mengajari menyikapi luka hati
cinta mengajari kedewasaan menerima realita dalam harapan
singkatnya,,,,,,,,,,,,,, dalam surat pendek kitab cinta ini
hanya bisa bertuliskan permohonanku sebagai permintaan suci
wahai kekasihku izinkan aku selamat dari sangkar cintamu yang amat membuatku pedih dan sakit hati
lama dia terdiam, kemudian keluar jawaban ....................
jika memang itu yang mas inginkan dan itulah yang terbaik buat mas......!
mulai detik ini ku mengizinkan pean mas..........! ku kan belajar ikhlas mulai sekarang........
doakan aku juga ya..sampai ketemu di lain hari dan semoga bahagia.....

menerima kalimat ini hanya bisa kukatakan
kata maaf dan terima kasih atas ikhlas yang dia berikan
kemudian dalam pedih hanya keluar kalimat tanpa kekuatan menjadi jawaban
semua ini ku lakukan karena aku takut hanya jadi penyakit dalam hidupku
karena bagiku cinta bukan hanya kata-kata
yang bisa diperlakukan tanpa keadilan dan kearifan lebih dari itu cinta yang bercabang...????

selepas kalimat ini tumpah............
oleh karena diriku dalam keadaan sakit
kemudian dia bilang.. ya mas....! semoga cepat sembuh ya.....!

aku hanya bisa bialang amienn
dan tak bisa lagi berkata apapun
suasana semakin mencekam hening dalam kebisuan semakin menjadi percakan diri
aku hanya dapat menyambung kalimat itu dengan kata demikian..
semoga kamu takkan lagi pernah sedih dan semoga ada orang yang selalu mengasihi
maafkanlah aku, ku lakukan bukan karena aku tidak sayang, benci atau apa, tapi aku hanya tak tega hidupku jadi tambang cinta yang dipertaruhkan pada semua orang bagai permainan tanpa ada keberuntangan
meski aku masih ingat...! saat aku minta izin meninggalkanmu pertama kali
kau bilang padaku, aku sayang ma pean mas..
kedua, kamu menceritakan suatu kenangan yang pernah kau rasakan bersamaku
yang membuatku merasa percaya bahwa di balik sisi cinta adalah racun dalam hidupku
kemudian di lain waktu kamu bilang lagi...
pokoknya ku sayang sama mas dan gak mau mas pergi lagi

tapi sampai detik ini kata tanpa kekuatan apa-apa
katamu seakan menjadi khayalanku yang tampa arti
sehingga mengantarkanku untuk mengakhiri semua keindahan dan kebahagiaan ini
demi hanya karena aku tak bisa bertahan demi cara yang kau tawarkan
terlibat sebagai insan, dua hati lelaki yang tertawan sangkar cinta wanita

selamat jalan harapanku
semoga kenangan ini menjadi hadiah pelajaran
semoga Tuhan menggantinya dengan jalan yang lebih terang
karena aku hanya hamba yang mendamba ketulusan dan kesetiaan cinta

11 September 2009

Sabtu, 28 November 2009

Sebatas Permohonanku Pada Kalian


Tuhan
izinkan hambamu mengadu
tentang mereka yang mungkin masih menangis
tersedu karena rindu
isaknya terasa bagai erosi yang menggikis setiap hati

Tuhan
biarkanlah dia menangis
barangkali menjadi mungkin
setiap butir air matanya yang jatuh dan mengering di pipinya
bisa membawa gugur derita-derita kehampaannya

Tuhan
berikanlah dia jalan menempuh sisa-sisa keputus asaannya
karena kalimat kami takkan sanggup lagi untuk membimbingnya
meski sekedar kami butuh dia kembali menempuh jalan hidupnya
sebab dia seakan telah kehilangan hidayah-Mu dalam menemukan tautan hatinya

Tuhan
ampunkan segala dosanya
jika dia harus tersesat pikiran karena merasa terhina oleh kekasihnya
berikanlah dia kesabaran menerimanya
dan yakinkanlah hatinya masih ada Engkau yang sudi mengabulkan segala doanya

Tuhan
engkau maha tahu atas segala daya hambamu yang tidak mampu
maka peliharalah jiwanya dan bangkitkanlah semangatnya
karena kami terasa tak tega turut merasakan keluh deritanya
yang seakan berhari-hari hanya ingin menyembah kepada kekasihnya

Tuhan
jangan biarkan dia menjadi hina
walaupun hari-harinya bagai penjara baginya
meskipun kami hanya sebatas bisa berdoa
semoga saja bisa membantu mengabulkan sisa-sisa pintanya

Perdebatan Kata Hati


kenapa perasaan ini selalu bilang
jangan tulis apa-apa ketika engkau merasa marah
jangan musuhi dirimu karena sifat orang lain tak adil bagimu
karena jika kamu mengerti semuanya
talah Tuhan anugrahkan dengan segala keseimbangan dan kesempurnaan
hanya saja mungkin engkau belum sanggup melihat kenyataan
lalu suara hati juga bilang
coba kau renungi lalu kau pikirkan
bukankah kau akan bahagia hanya dengan keadaan hatimu
bukankah kau hanya akan bangga dengan memuji kebesaran Tuhanmu
bukankah kau hanya ingin mulia dengan jalan iman dan ilmumu
oleh sebab itu.........
janganlah berputus asa sampai disini
bandingkanlah kembali jalan hidupmu
dengan apa yang telah diwariskan padamu oleh para leluhurmu
tentang cerita kasih sayang yang hanya pantas terpaut pada Sang penyayang
tentang cinta tentang rindu sebenarnya tak pantas kau buang pada sesamanya
karena semuanya itu hanya tercipta sebagai makhluk-Nya
yang sama sekali dirimu tak pantas menghamba kepadanya
karena pada hakekatnya semuanya itu adalah fana dan hina
andai engkau sadar ingin istiqomah di jalan-Nya

Senin, 23 November 2009

DI BALIK PILIHANMU YANG MENYAKITIKU


masih ingatkah dirimu
di saat malam itu kau berjalan denganku
sesekali kamu bilang jalannya pelan-pelan saja
langkah demi langkah yang tak terhitung laksana mengantarkan kita
kehamparan tempat yang kita bisa menikmati duduk berdua
disanalah kita saling menumpahkan cerita dalam percakapan yang indah
kau sampaikan berita duka lara hidupmu untukku
tanpa aku bisa senyum menanggapi semua realita perjalananmu
dari mulutku keluar bahasa risau dan gelisah sesekali merasa tak rela
inginku bertanya kenapa engkau memilih cinta yang penuh suratan duka dan derita
tapi aku terasa tak tega melihat air matamu tumpah
terpaksa aku diam saja demi dirimu yang pernah bilang bahwa cinta itu milik kita

MEREKA YANG TERUNDANG DI JALAN PAHLAWAN


andai kata mereka ditanya
untuk siapa mereka terlahir ke duania
mungkin jawabannya, itu semua karena kehendak-Nya
tapi kenapa mereka harus dibedakan oleh yang namanya manusia
sehingga hanya dianggap sebagai makhluk nomer tiga yang dipandang sebelah mata
bahkan seakan tak pernah dianggap sebagai manusia yang berlogika karena beda berbudaya
sadarkah kita telah terlalu biadab kepada sesama
sadarkah kita yang selalu berdosa telah merampas hak-haknya
demi mereka yang takkan pernah menuntut pemerintahnmu
demi mereka yang takkan pernah meminta hak-hak berpolitik kepadamu
kami mengadukan dengan penuh harap
merdekakan mereka yang hanya butuh akan hak hidupnya saja
karena mereka mungkin hanya bisa menjadi pahlawan atas jalan hidupnya yang telah ditakdirkan

apabila engkau hanya terus memandangnya dengan sebelah mata
padahal merekalah sejatinya pahlawan yang tak butuh kehormatan
tapi sayang sekali, mereka bercita-cita setinggi apapun tetap saja terperkosa tuntutan keadaan

betapa tak taunya memimpikan masa depannya kayak apa

Minggu, 22 November 2009

SEPOTONG SURATKU YANG KU HARAP ENGKAU SUDI MEMBACA


pada siapakah tanganmu hiri ini telah engkau berikan
untuk mendapatkan genggaman yang penuh kasih sayang
bersama siapakah malam-malam indahmu engkau habiskan
mulai aku telah tak sanggup lagi menjadi pengemis cinta jalanan
dan pada siapakah mimpimu engkau tautkan
setelah engkau tahu terlarang hukumnya menjadi illat persaudaraan

andai saja engkau masih menangis
mungkin saja tangismu tak lebih dari sekedar gerimis
sebab engkau tak rela hadapi kenyataan yang sesungguhnya dipertaruhkan
demi menemukan sebuah pengorbanan karena ketidak mampuan
siapakah yang sebenarnya pantas hancur dalam ketidak adilan
bila nantinya cinta menjadi kebencian meninggalkan kenangan yang takkan sanggup untuk dilupakan

semoga natinya engkau takkan pernah seperti diriku
disini sepanjang hari meratapi gambar yang indah bagai tanpa cela
tapi entah apa harus di kata, gambar itu tak lain sebagai hadiah nisan cinta
yang mengabarkan tentang pencarianku yang tanpa makna harus menanggung lara dan duka
yang terus memaksaku melawan penjajahan cinta dalam ruang yang hampa
sehampa hari-hari yang memaksa terbaring tersarang mimpi yang kian mengering

Sabtu, 21 November 2009

SEBELUM PINTU TERKUNCI


dalam sekejap waktu
aku merasa bahagia ada disisimu
meski aku tak pernah tahu
bahwa yang sesungguhnya engkau tawarkan
agar luka lama itu semakin menjadi memar
kanapa engkau lakukan hal yang demikian
dibibir tipismu engkau sedemikian jujur
sementara hatimu mengeras bagaikan sebongkah karang
kenapa kau buat aku tak berdaya bahkan seakan tak bisa mengira
bahwa sebatas janjimu tak lebih dari sekedar kepalsuan saja
tak apalah kala semua itu kau lakukan demi balas jasa
karena lelaki sepertiku hanya sebatas lelaki hina
takkan pernah sederajat dengan insan yang selalu engkau puja
mungkin dialah yang pantas menanggung segala sedih dan tak berdayamu
yang mampu membinkai bahagiamu dalam satu pengorbanan atas nama perempuan
meski suatu hari nanti bila engkau sadari kaupun akan mengerti
bahwa dibalik semua itu tak lebih dari sekedar penghianatan
oleh siapa dan untuk siapa pula aku masih tak sanggup mengerti
dan mungkin sebuah imbalan dari sebuah pilihan yang diinginkan
oleh sebab itu sebelum engkau bisa kembali dengan sengsara
sebelum pintu-pintu itu telah terkunci dengan sumpah kata
pikirkanlah kodrat dirimu sebagai seorang wanita
yang kemungkinan jua tidak akan pernah terima bila dijadikan yang kedua

KEMARAU YANG MELANDA HATIKU




dalam berita tentang dirimu yang kering
dahagakupun turut menjadi gersang
dedaunanpun kering bagai terbakar
laksana dilaknat musim dalam kemarau
sementara setes-demi setes air itu masih harus turun dari kelopak matamu
derita apakah yang sebenarnya telah membuat kita menjadi saksi dibalik air mata ini
ataukah memang telah menjadi takdir kita mengetuk pintu pertobatan
sebelum kenikmatan itu menjadi halal
aku tidak pernah mempu mengerti dunia sepedih ini yang harus aku jalani
ingin rasanya aku merintih barangkali menjadi mungkin kalimatku akan sampai ke langit
biar cerita tentang laraku bisa menjadi kenangan yang abadi sepanjang hidupku
untuk bisa aku persaksikan hidupku yang sempat sampai terjamah kemarau hati

Senin, 16 November 2009

DIBALIK PURNAMA GERHANA




tak perlu kau tangisi lagi
bila malam-malammu menjadi lamunan sepi
secercah sinar cahaya malam itu mungkin harus digantikan oleh kegelapan
sehingga perjalananmu itu harus terbaring dalam mimpi yang terluka oleh cinta

mungkinkah hari-harimu tak seperti dahulu lagi
setelah engkau mengerti menjadi perempuan kedua dalam estafet sandiwara cinta
tapi ku rasa semuanya itu bukan suatu bencana bahkan tidaklah merupakan kutukan dosa
hanya saja mungkin dirimu sengaja memaksa batinmu menjadi tak berdaya dijalan cinta

maka terimalah jika suatu hari mesti harus menjadi pungguk dan akan diasingkan oleh perasaan hatimu sendiri
ku pikir itu bukan karma tapi mungkin hanya imbalan bagi ulahmu sendiri
semoga saja bukan merupakan istitraj dari tuhan dalam engkau yang sesungguhnya melawan dirimu sendiri

BILA WAKTUNYA NANTI

runyam

resah

risau

runtuh

remuk

akan ku sulam kulit-kulitku ini dengan tenunan kata
agar suatu hari nanti kala aku telah singgah dari sini ada yang tersisa

karena mungkin bagimu aku takkan lebih dari sebuah meonumen candi yang mati
yang hanya pantas diratapi tanpa dianggap bisa berarti

bila waktunya nanti
pasir-pasir itu mampu menjadi kerikil
akan aku tunjukkan padamu tentang sebongkah karang
yang mungkin itu akan terjadi dalam sebatang tubuhku ini
yang telah mulai lahir menjadi sampan perasaan
sehingga aku sampai dihadapan kalian sebagai hamba lemah jauh dari kesempurnaan


disinilah aku akan memulai membajak hati
untuk aku tashih tentang risalah diri
bahwa aku manusia yang hanya kuasa ambisi menghaturkan segalanya yang pernah dialamai kepada sang Ilahi Robbi

MAlang, 16-11-09

Minggu, 15 November 2009

KERRONG TA' MARE-MARE

FIKSI YANG DATANG DARI PERASAAN HATI 
Rassa nangis edalem ate 
Sabban are odhi' aromasa aghanthong pate 
Amarga mekkere thika se ta' endha' ngarte 
Odhi' jau dari bula ta' etangale sabban are 
Ekathedungan bula arassa amempe 
Tika abali dhaddi tambana ate 
Tape enalekana sokmana bula abali 
Cuma banthal guling se dhaddi gantena seppe 
Tadha' laen sabban are-are 
Cuma thika se-epekkere 
Odhi' taresna aganthong rassana ate 
Daddhi kerrong tak mare-mare 
Tape bula ta' cube' pamuji 
Moga'a thika sadar e-budi are 
Ja' bule neko ngantos thika sampe' mole abali 
Esabelunna bula dapa' ka baktona mate 

Malang, 15-11-09

Jumat, 13 November 2009

TEMBANG DI MUSIM KEMARAU


bila saatnya nanti
mungkin ketika aku telah selesai membangun istana cinta dengan kata-kata
ku harap bukan engkau yang datang untuk membaca sebait puisiku yang pernah ku tuliskan karena rindu
karena kalimat-kalimat itu tak ku rangkai dengan pikirku, takku sulam dalam lamunanku tak bisa ku eja dengan bibirku bahkan terasa takku tenun dengan usang jari-jariku
bait-bait itu bagai tumpah dari larva hatiku meski tak seorangpun pernah mengerti tentang semua itu
kejadian massal itu, bagai telah memenggal tunas asaku menjadikanku laksana menjadi batu
sementara dirimu terus berlari menjauh membawa bintang kecil yang kau petik dari lentera kembang jantung dadaku
kegelapanlah aku menelusuri lorong-lorong waktu sehingga yang dapat aku daki hanya bata-bata setapak jalan kata yang membata
masya-Allah aku terasa terluka jantung bagai berdarah laksana tertusuk belati cinta
maka cukup sampai disini saja, karena aku masih kasihan pada jasadku yang ku rasa masih terlalu muda



Malang, 13-11-09

Rabu, 11 November 2009

SEBAIT DOA UNTUK PAHLAWAN


ingin sejenak aku meratap
terhadap mereka yang telah meninggalkan warisan kesejahteraan
agar aku mengerti bahwa mereka tidak hanya berkeringat peluh
akan tetapi sesekali berkeringat darah mempertaruhkan jiwa raga
tak ada kata lelah, tak ada kata bosan
air mata dan keringat mengalir demi mempertaruhkan kehormatan
sehingga yang mereka wariskan sampai hari ini hanya dengan kata lawan
merekalah yang mengajari kita tidak suka ditindas
merekalah yang mewarisi kita tidak mau dilibas
sehingga sampai hari ini tanah pertiwi ini
menjadi milik kita sebagai penduduk pribumi
pahlawan .........
bila tak ada yang bisa kami perbuat untuk meneruskan semangat sepiritmu berjuang
izinkan kami menyebut namamu dalam dzikir agar menjadi permohonanku kepada Tuhan
agar suatu hari nanti kami bisa merasakan nikmatnya berjuang
menjadi pahlawan yang rindu reboisasi kebebasan

Minggu, 08 November 2009

SURAT BUAT PARA CENDIKIAWAN DI PANGGUNG JABATAN





ada apa dengan bangsaku ini sahabat
kok pejabat terus memperbudak rakyat
apakah telah salah kita membina kecerdasan
sehingga hukum itu hanya bisa dijadikan permainan
ataukah pejabat-pejabat itu telah tak kenal perdamaian
sehingga rakyat kecil dibuat kucing-kucingan
kami sadar hanya kuasa membela dan melawan
karena kami mengerti dalam keadaan salahpun mereka mengatas namakan lembaga kepolisian
kenapakah mereka menjadi ambisi mencari kemenangan
mungkinkah karena mereka punya kesanggupan mengabdi hanya karena demi kepentingan
sungguh memalukan
bila istana agung pengadilan hanya bisa dijadikan panggung perdebatan
mengapa demikian
mungkin singkat jawabannya karena preman-preman itu telah menjadi tikus kantoran
sehingga bukan sikap santun yang mereka tawarkan
tapi wajah ambisi dan kedengkian yang terus mereka umbarkan
sehingga bukan sikap bermoral yang mereka kedepankan
tapi sikap arogan yang penuh dendam yang bisa mereka janjikan
kami disini terus mempertanyakan seakan tak percaya dan segan
kenapa insan cendikiawan di negeri kita ini seakan beringas berwatak kekerasan
sehingga undang-undang yang telah dibakukan seakan telah digantikan kekuatan nilai uang dan perkataan
sehingga suara-suara pembunuhan dan penculikan terasa semakin ngeri dan menakutkan
mungkin secara tak sadar kita dipaksa kembali ke zaman penjajahan yang lebih kejam
dimanakah nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang telah diwariskan oleh para pejuang
oleh karena itu kami bersumpah demi bangsa tercinta kami tak akan tinggal diam demi tegaknya keadilan
sampai kapanpun kami akan melawan meski hanya dengan kata yang sebenarnya takkan pernah engkau dengarkan
tapi ingatlah sekali lagi kami tak akan hanya diam dan terus hanya bisa menonton
dari kami penghayal masa depan dalam perdamaian


Malang, 8-11-2009

PERSEMBAHAN BUAT CELURIT EMAS

wasiat Umar menggores tulang
titipkan pesan keadilan selurus pedang
beralih daerah berganti zaman
madura menempa clurit modern
cakrawala langit turunkan ilham
terlahir clurit emas di tanah garam
di setiap berpijak tinggalkan goresan
pada hati-hati yang gersang
pada jiwa-jiwa yang kerontang
di setiap singgah tanamkan kebijakan
di atas ubun-ubun tanpa pijakan
tanamkan indahnya moral budaya zaman
disini hanya ingin kami ucapkan terima kasih
dan hanya ingin sampaikan wasiatnya yang suci
karena kami yakin takkan mungkin mampu membalas jasanya
yang telah membawa harum nama sumekar
berpijak dari tanah batang-batang
clurit emas berteriak ke seluruh halaman nasional
sebagai lambang tiang bendera hati
clurit emas sebagai intan berlian
akan aku jadikan senjata nurani menebas kejahilan
di tangan akan aku genggam erat senjata warisan
hari ini kami pun bisa teriakkan kebanggaan
karena celurit emasmu telah wariskan pemikiran
menggores di kalbuku yang dalam
memaksaku belajar menata perasaan
izinkan kami sematkan
untuk kami jadikan perisai penganiayaan
di lidah akan kami asah setajam pedang
untuk kami tunjukkan celurit punya peradaban



Malang, 22, 06, 07

KEKASIH YANG HILANG

kasih...
anggunmu yang pernah seakan aku agungkan semakin hari terasa memudar
sisa potretmu yang engkau tinggalkan semakin hari telah menjadi hambar
karena asaku yang pernah ku titipkan dalam nafasmu hari ini telah menjadi sisa-sisa rindu yang hanya bisa menjadi debu dalam hidupku
bahkan seribu kalimat yang pernah ku rangkai utukmu hari ini menjadi kata-kata yang seakan mencaciku setiap waktu
kasih...........
mungkin pantaslah untukku
merintih dalam aku membawa lari rasa sedih
bersama potretmu yang telah terpahat rapi dalam monomen hati
maka maafkanlah kala bahasa jenuhku mesti mengorbankanmu
karena aku hari ini hanya kuasa memohon ikhlaskupun telah terasa pasrah
maka hanya ada satu kata jangan pernah temui aku lagi bila bukan demi cinta yang mulia
biarkanlah aku menjadi insan yang liar demi menemukan makna berjuta rahasia
meski aku sadar tanpamu aku harus mendekan dalam penjara jiwa

ANNUAL CONFERENCE IN ISLAMIC STUDIES


___________kenangan dari solo
di tengah gerombolan insan-insan yang kita kenal sebagai pejuang agama
kemaren aku ditakdirkan menghadirinya meskipun terasa kecil tanpa makna
dalam jamuan makan yang syarat dengan kenikmatan aku terasa merana

meski hanya karena merasa tak pantas menikmati jamuan makan dalam deretan panjang bersama para ilmuan yang mungkin sebagai penyampai amanah

entahlah mengapa konfrence itu selalu membuat aku bertanya, kenapa suratan membuatku bisa hadir dalam dunianya???

sehingga tanpa aku mengerti terasa melekat seribu makna

meski banggaku hanya karena bisa berjabat tangan dengan Dr. Hasan Al-Qudsy sebagai seorang ilmuwan dari Kairo sana

dan bisa berbincang-bincang dengan Dr. Ismail tentang seputar agama Indonesia kita dengan Malayasia
mungkinkah tahun depan yang telah di jadwalkan di medan sana
aku bisa menghadirinya
yang aku harap bukan lagi tamu tak diundang yang hanya bisa menikmati dan mengambil makna
tapi sungguh hari berharga itu bagai menyihirku dalam segala keinginan yang serasa masih maya
insan-insan ilmuwan itu terus terasa bagai monomen dalam memoriku yang takkan pernah terlupa
perbincangan-perbincangan tentang agama yang mereka lontarkan terus terasa bizing dalam ingatanku terasa penuh berjuta makna

mungkinkah hanya kali itu saja aku bisa mendengar sambutan Mentri Agama sepanjang usia

tapi entahlah dalam lirih suara hati terasa tak rela karena aku sadar hari ini aku masih muda

semoga saja Tuhan terus memberikan jalan hidayah


The Sunan Hotel Solo, 2-5 Nopember 2009